Jejak Tirani

Oleh: Fanni Silviana Supenda

Blurb

"Hidup tak selamanya indah, tapi hidup harus terus bergulir."
Masa kanak-kanak seharusnya menjadi memori yang indah, andai kehidupan Taura se lazim anak lainnya. Taura telah berkawan lara dan sebatang kara sejak usia satu tahun.
Kesakitan adalah bekalnya bertahan hidup, terbuang dari keluarga bukan satu-satunya perjuangan yang harus dilaluinya. Bertubi-tubi kehilangan orang-orang yang ia sayang membuat hatinya memburam waktu demi waktu. Hari-harinya tak jauh dari mencubiti pinggiran pastel, menjual risoles atau bahkan memarkir kendaraan, sebab hidup harus terus bergulir.
Ah, siapa sangka masa muda yang berapi-api menjanjikan duniawi, menjadi don juan sana sini, berkelahi sesuka hati bak lelaki, bisa sejenak menghibur hari-harinya yang kelam tanpa ambang. Meski saat pulang ke rumah yang tak pernah dimiliki, ia akan kembali dirundung sedih.
Tirani sekonyong-koyong hadir di bukit pelarian, menjadi teman khayalan, sekaligus warna yang tak pernah bisa ia terjemahkan dalam perjalanan hidupnya. Tirani menjejak hampir kekal dalam ingatan dan hatinya, memperkenalkannya pada dimensi lain bersebut mimpi. Yang dulu hanya ia percaya sebagai bunga tidur, tidak lebih.
Taura bimbang, haruskah menyerah dan akhirnya percaya 'mimpi' seperti Tirani atau pasrah menjadi bangkai pohon yang selalu mengikuti kemana arus air akan membawanya.
Siapa dan apakah Tirani itu?
Sepenting apa ia bagi seorang Taura?

Lihat selengkapnya