JEJAK UJUNG DUNIA

devana
Chapter #7

angin kencang

Saat mereka terus menavigasi medan beku, angin semakin kencang, menyeret salju putih ke udara. Suara desiran angin mengisi kesunyian, hanya terdengar langkah kaki mereka yang menghentak keras di atas salju yang beku. Bola kristal di tangan Arga terus memancarkan cahaya biru lembut, menuntun mereka melalui rintangan alam yang tak kenal ampun.


“Elara, kita harus segera sampai ke titik yang ditunjukkan bola kristal ini. Semakin lama kita berdiam di sini, semakin besar risiko kita terjebak,” kata Arga, matanya penuh tekad meskipun ia tahu bahwa setiap langkah membawa mereka lebih dekat pada ancaman yang tak terduga.


Elara mengangguk pelan. Ia merasa ada sesuatu yang mengganjal, sebuah ketidakpastian yang terus menggelayuti pikirannya. Apakah keputusan mereka benar? Apakah dunia siap dengan energi yang baru mereka bangkitkan? Mereka sudah memilih untuk menggunakan energi tersebut demi kebaikan, namun apa jaminannya bahwa orang-orang dengan niat buruk tidak akan menyalahgunakannya?


Namun, ia menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan itu harus ditunda. Dunia yang sedang mereka hadapi membutuhkan mereka untuk bergerak maju, bukan mundur. Mereka tidak bisa terjebak dalam keraguan saat bahaya terus mengintai.


"Arga, aku tahu kamu khawatir. Kita semua juga harus waspada, tapi kita sudah membuat keputusan. Sekarang, yang perlu kita lakukan adalah memastikan energi ini digunakan untuk kebaikan," kata Elara, berusaha memberi semangat.


Arga menghela napas panjang. "Aku tahu, Elara. Tapi aku tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa ada yang tidak beres. Energi ini terlalu besar. Terlalu berbahaya jika jatuh ke tangan yang salah."


Sejenak mereka terdiam, saling berbagi kekhawatiran yang sama, namun tak ada pilihan lain. Mereka harus melanjutkan.


Saat matahari terbenam, sebuah perubahan aneh terjadi. Langit di atas mereka tiba-tiba berwarna merah darah, seolah langit itu sendiri merespons kekuatan yang baru mereka bangkitkan. Cahaya dari bola kristal mulai berpendar lebih terang, seolah-olah ada sesuatu yang mengaktifkan gelombang energi yang lebih besar.


“Elara, ada yang tidak beres!” Arga berteriak, menyadari bahwa sesuatu yang janggal sedang terjadi. Bola kristal yang biasanya memberikan petunjuk menuju tujuan mereka, kini seolah bergetar dengan intensitas yang tidak biasa.


Sebelum mereka bisa bertindak lebih lanjut, gemuruh besar terdengar dari bawah tanah. Tanah di sekitar mereka mulai bergetar, dan salju di sekeliling mereka terangkat, menari-nari di udara. Arga dan Elara segera bersiap, senjata dan peralatan mereka dalam posisi siap tempur.


"Tunggu!" seru Elara. "Kita harus tetap tenang, Arga. Itu hanya getaran dari energi yang terbangun."

Lihat selengkapnya