JEJAK UJUNG DUNIA

devana
Chapter #8

puing es

Arga dan Elara berdiri di atas puing-puing es yang telah hancur, tubuh mereka lelah dan tercabik oleh pertempuran yang baru saja berlalu. Meskipun makhluk raksasa dari es itu telah hancur, udara di sekitar mereka masih terasa tegang, seolah-olah dunia ini belum sepenuhnya aman. Bola kristal di tangan Arga kembali bersinar dengan cahaya biru, meskipun lebih redup dari sebelumnya, seolah kekuatan yang terkandung di dalamnya telah tergerus selama pertempuran.


Elara menatap langit yang masih memerah, merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. "Arga, kita telah mengalahkan makhluk itu, tapi aku merasakan ada lebih banyak lagi yang sedang menunggu di kedalaman dunia ini."


Arga mengangguk perlahan. "Aku tahu, Elara. Energi yang kita aktifkan bukan hanya menghidupkan makhluk ini, tapi juga mungkin membuka pintu ke sesuatu yang lebih besar. Kita hanya berhasil mengatasi satu ancaman, tetapi masih banyak yang harus kita hadapi."


Mereka berdua terdiam sejenak, meresapi apa yang baru saja terjadi. Sisa-sisa pertempuran bergema di hati mereka, membekas seperti jejak salju yang tidak akan pernah hilang. Tetapi waktu tidak memberi mereka banyak kesempatan untuk merasakan kemenangan. Mereka tahu, perjalanan mereka belum berakhir. 


"Arga, aku merasa ada sesuatu yang harus kita lakukan dengan bola kristal ini," kata Elara, mengalihkan perhatian Arga dari langit merah yang terus menyala. "Energi yang tersisa di dalamnya... aku takut itu tidak akan cukup untuk mengatasi apa yang akan datang."


Arga menatap bola kristal yang kini semakin redup. "Aku juga merasa begitu. Jika kita terus mengandalkan bola ini, kita bisa kehilangan semua kekuatannya. Tapi kita juga tidak tahu apa yang bisa menggantikannya. Kita harus menemui sumber dari energi ini."


"Dimana kita akan mencari sumber itu?" tanya Elara, sedikit ragu. Mereka berada di tengah medan yang beku, jauh dari tempat mereka berasal. Dunia ini terasa lebih asing dan berbahaya daripada sebelumnya.


"Sumbernya ada di dalam gua ini," jawab Arga, matanya meneliti dinding gua yang semakin gelap. "Aku rasa simbol-simbol yang ada di sini adalah petunjuk untuk menemukan inti dari energi yang kita bangkitkan."


Mereka mulai menyusuri gua dengan hati-hati. Meskipun makhluk raksasa dari es sudah hancur, mereka tahu bahwa bahaya lain bisa muncul kapan saja. Dinding gua yang dihiasi dengan ukiran kuno itu tampak semakin misterius. Setiap langkah mereka menggema dalam keheningan, dan setiap sudut gua menyimpan rahasia yang belum mereka ungkap.

Lihat selengkapnya