Pagi itu Wina merasa kesakitan setelah bangun dari tempat tidurnya. Dia sudah lama sekali tidak pernah merasa seperti ini. Bertahun-tahun hidup dengan Putra tidak membuat Wina bahagia, bahkan sering suaminya itu menghina, memukul, dan mencaci-maki Wina. Namun, tadi malam ada sesuatu hal yang terjadi. Hal yang tidak bisa dilupakan oleh Wina dan sudah lama dia rindukan.
"Arrggh, pusing banget dan ... Sakit ...." ucap Wina sambil mengusap pangkal pahanya. Dia merasa kesakitan dengan aktivitas ganas yang Putra lakukan tadi malam.
Kepala Wina masih pening. Tubuhnya lemas dan tenaga terkuras habis. Namun, dia tidak melihat Putra ada di kamar maupun di ruang tamu.
"Loh, Mas Putra udah pergi, ya? Kenapa nggak pamit, sih?" gerutu Wina yang merasa sedikit kesal karena suaminya selalu bertindak seenaknya saja.
"Hmm, tapi nggak apa, sih. Tadi malam tumben banget Mas Putra sentuh aku. Udah lama banget aku kangen Mas Putra romantis dan ganas mainnya .... Mmm, kalau dipikir-pikir udah mau setahun dia nggak pernah sentuh aku. Syukurlah sekarang dia berubah. Mungkin pindah di kota ini, di rumah ini, buat Mas Putra jadi cerah pikirannya," kata Wina sambil senyam-senyum sendiri memikirkan kejadian tadi malam yang penuh dengan peluh.
Tadi malam, Putra yang seharusnya keluar kota tiba-tiba saja pulang. Wina membukakan pintu saat diketuk tiga kali. Tanpa curiga, Wina menyuruh Putra masuk karena tengah malam sangat dingin di depan rumah.
Wina merasa heran karena Putra tiba-tiba memeluknya dari belakang, lalu berbisik, "Wina sayang, sudah lama Mas nggak beri nafkah batin sama kamu. Kamu mau, nggak?"
Sontak saja bak air di tengah kemarau yang begitu gersang, ucapan dari Putra membuat Wina berbunga-bunga. "Mas? Beneran? Mas udah nggak marah sama aku? Mas udah nggak jijik sama aku?"
"Nggak, Sayang. Selama ini Mas bodoh. Mas sudah salah. Mas terlalu dengar kata Ibu dan Mbak Rita yang selalu jelek-jelekin kamu. Maaf, ya. Wina, malam ini ... Mas mau puaskan kamu. Mas mau tebus semuanya," ucap lembut dari bibir Putra membuat Wina melayang-layang dalam rasa cinta yang membuncah.