Di luar, Kanaya memejamkan mata, buliran bening menetes di pipi kumalnya. Pipi yang selalu dicium suaminya itu, kini penuh luka goresan pisau. Farrel menatap Kanaya penuh iba.
“Nay, maafkan aku, sudah menghianati kamu. Maafkan aku, selama ini tidak percaya ucapanmu tentang Anesya. Aku menyesal meninggalkan kamu.” ujar Farrel, wajahnya terlihat kusut.
“Sudahlah, Farrel, yang lalu biarkan berlalu. Lagi pula aku sudah menikah dengan orang lain.” balas Kanaya dengan teduh.
“Rel, tolong Anesya, ia masih di dalam.” Pinta Kanaya yang tidak tega pada Anesya yang masih terperangkap di dalam villa.
“Nggak salah kamu, Nay? Nyuruh aku nolongin perempuan gila itu? lihat apa yang sudah dilakukannya padamu? Biar saja dia mati terpanggang di dalam sana! Aku tidak mau mempertaruhkan hidupku untuk menolongnya. cih!” cibir Farrel, ia tidak sudi menerobos api hanya untuk menyelamatkan perempuan yang telah membuatnya kehilangan Kanaya.
“Farrel, kamu nggak boleh gitu! Walau bagaimanapun, dia itu masih istrimu, kalian belum sah berceraikan?” ujar Kanaya, mencoba menyentuh hati Farrel agar menolong Anesya.
“Sudah terlambat, Nay. Paling dia juga udah gosong terpanggang api.” Sahut Farrel berkilah.
Kanaya menarik napas dalam, ia tidak tega melihat Anesya yang terpanggang didalam villa, namun ia juga tidak berdaya. Tenaganya tidak cukup kuat menolong anak sahabat ayahnya itu. Sesaat kemudian ia tampak gelisah.
Farrel mengerti apa yang diinginkan Kanaya, segera ia menghubungi Hamam.
Tak lama berselang, penduduk sekitar ramai berdatangan membawa ember untuk memadamkan api yang sudah membesar. Kanaya dan Farrel di bawa ke rumah salah satu penduduk. Tidak lama kemudian Hamam datang, Ia segera merangkul Kanaya.
“Ya, ampun, Nay, kenapa bisa begini?” Tanya Hamam panik. Perih hatinya mendapati istrinya penuh luka dan botak.
Kanaya menagis tersedu-sedu di dada Hamam. “Rambutku, mas! Rambutku habis di potong Anesya.” ujarnya kesal.
Hamam memeluk erat istrinya, hatinya terluka melihat kondisi Kanaya. kemudia dengan lembut dan penuh kasih sayang, ia berbisik.