JENDELA KACA

Meria Agustiana
Chapter #18

Tujuh belas

Elisa tampak sibuk menyiapkan sarapan karena hari ini dia kesingan. Setelah menyiapkan pakaian kerja suaminya dia langsung pergi ke dapur untuk memasak sesuatu yang cepat. Hasilnya inilah dia oseng tempe kecap dan telur dadar goreng menjadi menu sarapan pagi ini.

Karena kemarin lelah seharian memasak dan mengurus dapur sampai malam membuat El dan Hendra kesiangan padahal Hendra hari ini harus berangkat lebih awal.

"Mas sarapan dulu keburu gak ?" Elisa menata piring dimeja makan ketika suaminya datang ke dapur.

"Masih kok dek." Hendra melihat jam dipergelangan tangannya.

"Ya udah ayo sarapan dulu mas." Elisa menuangkan nasi kepiring Hendra yang sudah duduk dan memberikan lauk didalamnya. Hendra menyantap masakan istrinya dengan lahap.

"Meski terburu-buru mas harus sempatin sarapan masakanmu dek." Ucap Hendra ditengah sarapan.

"Memang kenapa mas ?" Tanya El yang masih belum mengerti arah pembicaraan suaminya.

"Enak banget dek." Hendra tersenyum dan meminum segelas air putih.

"Mas ini kirain ada apa. Oh iya mas hari ini El mau ke rumah mbak Indah soalnya mau bantu dia soalnya ada sedikit masalah di WO." El meminta ijin pada suaminya.

"Iya dek gak papa. Kasihan juga Indah pasti capek banget. Tapi pulangnya jangan sore banget. Takut hujan soalnya sekarang musim hujan." Hendra mengelap bibirnya setelah selesai sarapan.

"Makasih ya mas." El tersenyum.

"Yaudah mas berangkat dulu ya." Hendra mengambil tasnya dan berdiri.

Elisa mendekat dan mencium tangan suaminya. Sebelum pergi Hendra mencium kening istrinya kemudian pergi meninggalkan El di dapur.

"Hendra sudah berangkat El ?" Tanya ibu setelah Hendra pergi.

"Iya bu. Mas Hendra ada kerjaan banyak jadi berangkat lebih awal." El menoleh pada ibu yang ada dibelakangnya.

"Ibu mau sarapan sekarang ?" El kembali kemeja makan.

"Nanti aja El ini juga masih pagi banget." Ibu duduk dikursi.

"El buatkan teh ya bu." El kepantry untuk membuat teh.

"Ini bu diminum teh nya." Elisa meletakkan segelas teh hangat didepan ibu.

"Makasih ya El." Ibu menyeruput teh hangat buatan El.

"Ibu masih gak enak badan ?" Tanya El yang melihat ibunya begitu lemas.

"Enggak El. Ibu Sudah enakan kok." Ibu meletakkan teh diatas meja.

"Kok kayak lemes banget."

"Masak sih ?" Ibu memang sedang baik- baik dan tidak merasa lemas.

"Ibu udah sehat El. Semalam udah tidur jadi sekarang sudah segar lagi." Ibu tersenyum.

"Kalau ibu belum sehat El gak jadi mau ke rumah mbak Indah."

"Kamu mau ke rumah Indah ?"

"Iya bu. Mbak Indah minta tolong El. Tadi El juga udah ijin sama mas Hendra."

"Kalau mau ke sana ya gak papa El. Ibu beneran gak papa. Udah sehat banget malah." Ibu meyakinkan El.

Lihat selengkapnya