Jennie baru saja melangkah keluar dari rumahnya. Alisnya berkerut heran saat belum melihat barang hidung pacarnya, Kevin. Biasanya, Kevin akan duduk menunggunya di atas Roger, motor kesayangan pacarnya yang berwarna hitam itu.
Jennie berpikir untuk menunggu, mungkin masih dijalan, pikirnya. Namun, ini sudah 15 menit, Kevin tidak biasanya akan terlambat selama ini. Mau minta antar ke orang tuanya, mereka sudah pergi bekerja duluan. Jennie akhirnya memutuskan untuk menelpon pacarnya itu.
"Nomor yang anda tuju, sedang tidak dapat dihubungi cobalah beberapa saat lagi"
Jennie mengernyitkan alisnya, mencoba untuk menelpon lagi, tetapi hasilnya tetap sama, yang menjawab selalu operator.
Akhirnya, dengan langkah yang kurang yakin, Jennie pergi ke sekolahnya menggunakan bus.
Sesampainya di Sekolah.
"Fiuh~ Untung tidak terlambat" Jennie segera berjalan menuju kelasnya, sebelum itu, dia sedikit mengintip ke kelas pacarnya itu, tapi Jennie belum melihat sosok nya.
Jennie langsung masuk ke kelasnya, lagi-lagi, alisnya berkerut melihat teman sekelasnya yang hanya beberapa orang.
"Hari ini hari apa ya? Kok semua orang pada terlambat?" Gumamnya.
Bahkan, Alice, sahabat sekaligus teman setianya ke kantin itu belum datang, padahal biasanya, sahabatnya itu selalu datang lebih awal.
Jennie melihat ke luar jendela, salah satu kebiasaannya ketika mood nya sedang buruk. Semalam, kedua orang tuanya bertengkar lagi, dengan alasan yang sama, pekerjaan. Ayahnya berkata kepada Ibunya, agar ibunya berhenti bekerja saja, agar Jennie ada yang menemani di rumah. Sementara, Ibunya tidak mau, dan berkata hal yang sama kepada Ayahnya.
Jennie bingung, kenapa mereka bertengkar hanya karena masalah sepele, dia senang-senang saja kok di rumah sendiri, baginya, ada AC, laptop, WiFi dan cemilan kesayangannya itu saja sudah cukup untuk menemani hari-hari nya.
Langit mendung, awan mulai mengeluarkan airnya, hujan. Tampaknya, langit juga mengerti perasaan Jennie.
Kembali dia teringat Kevin, yang tidak menjemputnya tadi pagi, bukan, bukannya Jennie memaksa Kevin untuk harus menjemputnya, tetapi, tidak bisakah pacarnya itu menelpon atau paling tidak mengiriminya pesan? Untuk sekedar memberitahunya kabar?
"Jennie" Panggilan dari seseorang membuat Jennie menghentikan lamunannya.
Jennie melihat ke arah orang itu. Anak yang tidak pernah memakai seragamnya dengan benar, bahkan dasinya saja entah bagaimana bentuknya, tipe-tipe anak bad boy. Nampak dari seragamnya yang basah, Daniel pasti baru sampai disekolah.
"Kenapa Dan?" Tanya Jennie. Daniel namanya. Bisa dibilang Daniel salah satu teman terbaik Jennie di kelas. Walaupun tampilannya yang urak-urakan, tetap saja, anak itu baik kepada semua orang.
"Cuma mau bilang kalau gue mau daftar ekskul basket" Kata Daniel. Jennie sekretaris OSIS by the way, jadi dia juga termasuk mengurus keperluan sekolah.
"Oh Gitu? Nanti gue lihat dulu ya mereka kekurangan anggota atau nggak" Jawab Jennie. Daniel cuma mengangguk dan berdiri disebelah Jennie menghadap lurus ke arah jendela.
"Tumben disini biasanya pagi-pagi udah jalan muter-muterin kelas doi" Kata Daniel tanpa melihat Jennie.
Jennie terkekeh pelan "Tau gak? Katanya, kalau kita lagi sedih dan melihat kearah langit, perasaan kita akan membaik loh. Apalagi hujan bisa membuat perasaan kita semakin tenang"
Daniel tersenyum kecil "Pinter banget lo ngerangkai kata-kata"
"Bukan cuma sekedar ngerangkai ya, itu fakta loh!" Jennie memukul bahu Daniel pelan.
"Oh ya? Siapa yang bilang?" Tanya Daniel lagi, dia memang suka menggoda Jennie, eits, dia cuma main-main ya, ya kali dia mau dicap PHO.
"Gue. Itu menurut gue sih" Kata Jennie lagi.
Obrolan yang tampaknya sangat menyenangkan itu terputus saat mendengar bel sekolah berdering, menandakan kelas akan dimulai. Semua siswa/i pun duduk di bangkunya masing-masing.
Dan ternyata setelah 15 menit kelas dimulai, Alice, sahabatnya itu datang dengan keadaan yang sangat kacau. Jennie terkekeh, pasti Alice terlambat bangun, pikirnya.
***
Bel pulang sudah berdering, semua siswa/i meninggalkan gedung sekolah, sebenarnya tidak semua sih, banyak yang masih ada kegiatan disekolah melakukan kerja kelompok, atau kegiatan ekstrakurikuler.
Seperti Jennie contohnya, dengan ditemani oleh Daniel, mereka pergi ke ruangan OSIS. Daniel mau mendaftar ekskul basket, ingat? Kalau Alice, katanya dia ada rencana makan siang sama bos besar Ayahnya, yasudah tidak mungkin Jennie tahan kan?
"Biasanya, lo izin dulu sama pacar lo itu" Kata Daniel menekankan kata pacar.