Sudah dua hari berlalu setelah aku mendapatkan nomor Whatsapp-nya namun aku belum cukup berani untuk memulai pembicaraan. Aku masih merasa sedikit aneh jika aku memulainya bahkan overthinking juga membumbui ke tidak beranianku. Memikirkan sesuatu yang tak bisa ku kendalikan hanya berujung pada imajinasi ku saja.
Pukul empat kurang sepuluh menit kuputuskan pergi ke pantai yang berada tidak jauh dari rumah nenek ku. Baru saja aku keluar dari halaman depan rumah, sebuah direct message masuk dan memecahkan konsentrasiku yang pada saat itu aku sudah menemukan awalan untuk menghubungi kak Kiki. Berselang setelah menyandarkan motorku di bahu jalan, DM yang masuk dari seseorang yang mengatasnamakan Khaireza Putri memberiku sedikit guncangan dengan isi pesannya. Isinya “Aku hanya rindu menunggu matahari terbenam, aku hanya rindu sebuah pelukan hangat yang masih terasa, aku hanya rindu deburan ombak menemani keintiman yang bergejolak, aku hanya rindu bara unggun yang mencumbui malam, aku hanya rindu dirimu.” Setelah menbaca pesan tersebut, pikiranku kembali diajak untuk menebak siapa sang pengrirm pesan tersebut. Honestly, aku tak tahu menahu siapa Khaireza Putri dan karena apa ia mengirimkan pesan singkat ini pada ku. Jika ku urutkan mungkin saja ini pesan dari fake account yang mungkin saja ini mantan-mantan ku atau para skandal ku.
Tanpa berpikir panjang untuk membalas pesan tersebut, aku segera menuju pantai dan memulai awalan pembicaraanku pada kak Kiki.
“Assalamu’alaykum kak. Ini aku yang kemarin sempat bercengkrama dengan kakak di peercetakan.” Tulisku di kolom chat Whatsapp.
Beberapa saat kemudian…
“Oh Wa’alaykumsalam, Abang yang ngerjain skripsi itu ya?” jawabnya
“Lagi sibuk nggak? Kata bang Don kalo sore gini biasanya Kiki ngajar ngaji di masjid dekat rumahnya. Kalo boleh sih aku juga mau belajar ngaji.”
“Nggak sibuk lah bang. Iya biasanya gitu tapi hari ini meliburkan diri dulu. Aduh maaf nih bang, Kiki cuma ngajarin anak-anak bukan abang-abang.” Balasnya setelah dua menit berlalu.
“Kata bang Don lagi kak Kiki ini Qori tingkat provinsi dan orang yang cukup penting di lingkungan Sei. Ladi.”
“Alhamdulillah, ah Kiki jadi merasa diatas awan nih bang. Nggak lah, Kiki cuma di kasih keberkahan sama Allah.”