.
Perempuan itu, kata satpam, mengaku bernama Widya, dan sudah satu jam menungguku di samping pos keamanan. Sejak pukul setengah dua.
...
Hari Rabu yang cukup melelahkan. Aku selesai mengajar kelas terakhirku sepuluh menit lalu. Berkas-berkas mengajar di kelas tadi baru kuletakkan di atas mejaku di ruang guru yang kosong, saat telepon internal sekolah di meja ujung menjerit.
"Halo, assalamu'alaikum." Terpaksa aku yang angkat karena tidak ada penghuni ruang lainnya.
"Wa alaikum salam. Maaf, Pak. Ini dengan Lutfi dari pos satpam. Apakah Pak Wisnu ada?"
"Saya Wisnu, Pak. Ada apa, ya?"
"Pak Wisnu, ada tamu Bapak di pos. Namanya Bu Widya."
"Bu Widya?" Aku tak merasa punya kenalan ibu-ibu bernama Widya, terlebih yang sampai perlu menemuiku di sekolah. "Dari sekolah atau kantor mana, Pak?"
"Wah, beliau nggak bilang. Mau ketemu Pak Wisnu Jayadi guru Sejarah, katanya."
Lho. Siapakah dia? Sales buku pelajaran?
"Gimana, Pak? Saya antar ke ruang tamu atau Bapak menemui di pos saja?"
"Oh ya. Hmmm, saya ke sana saja. Sebentar, ya, Pak. Terima kasih."
"Sama-sama. Kami tunggu, Pak. Assalamu'alaikum."
Kubalas salamnya, lalu kuletakkan kembali gagang telepon. Aku berjalan ke mejaku, mengambil ponselku dari dalam laci dan mengantonginya.
Di pos satpam gerbang sekolah, seorang wanita terlihat duduk di bangku. Pak Lutfi tampak sedang berbincang dengannya. Sejurus kemudian sang satpam sekolah ini menampak kedatanganku dan membuat lawan bicaranya mengarahkan tatapan ke arahku.