Jepit Rambut Patah

wdya
Chapter #13

BERTEMU PANJI

Entah mengapa, Debi suka senyum sendiri kalau mengingat Panji. Beberapa lembar halaman buku diarinya, hampir berisi tentang Panji tanpa disadarinya.

“Aku kenapa sih? Apa aku lagi fokus ke Panji?” Debi tetiba baru sadar kalau isi dalam bukunya Panji semua. Yang awalnya ia hanya ingin mencoba agar Panji tau kalau ia bisa lancar menari sekarang.

“Apa harus, aku ngomong ke Panji kalau aku sudah bisa lancar nari?”

“Apa urusannya sama dia?”

Debi masih saja berpikir sendiri.

“Tapi gak apa juga kali ya, aku bilang ke panji kalau aku sudah bisa mengikuti tarian yang diajarin mbak Sugi,” gumam Debi.

Tetiba ponselnya berbunyi.

“Panji!” Teriakan Debi tertahan.

Pas banget. Ia sedang memikirkan Panji, eh orangnya langsung menelpon.

Debi masih ragu untuk menjawabnya. Ia masih melihat layarnya menyala-nyala, dengan getarannya.

“Aku harus ngomong apa?” malahan bertanya dulu.

Tak ingin lelaki itu menunggu lama, Debi pun menjawabnya.

“Halo? Panji?”

“Deb, maaf aku ganggu. Cuma mau bilang, kamu datang ya ke pentas tari nanti malam?”

“Malam? Di tempat yang dulu? Ehm … “ Debi sempat berpikir sejenak. Tak melanjutkan kalimatnya.

“Kalau tidak bisa tak apa, aku hanya kasih tau saja.”

“Aku akan usahakan bisa,”

“Tidak begitu malam. Mulai jam 7 kok,” sambung Panji.

“Oh, baik. Nanti aku lihat dulu ya.”

“Ok, Deb. Aku tunggu kedatangan kamu.”

“Panji … !” Debi tetiba memanggil namanya.

“Iya?”

“Ada apa, Deb?”

Suasana hening beberapa detik.

Lihat selengkapnya