Jerat Luka Di Lembah Duka

Tirabella
Chapter #4

Ketakutan Ayunna

Aksara itu sudah lama menahan diri demi menunggu Ayunna. Dia teringat masa lalu Ayunna yang hancur karena Liffariel. Dia tahu bahwa Ayunna memiliki sebuah trauma terbesar.

“Aksara, tolong … jangan seperti ini,” pinta Ayunna.

Aksara semakin penasaran dengan trauma Ayunna di masa lalu.

“Biarkan aku masuk ke dalam hidupmu, Ayunna. Aku sangat merindukan kebersamaan kita di masa lalu,” katanya.

Ayunna teringat traumanya yang terjadi beberapa tahun lalu. "Aksara ... lepaskan aku," pinta wanita itu.

Aksara semakin tergoda dengan pesona Ayunna bak Crysantie, penulis buku yang berjudul "Hilang" tersebut, berhasil merasuki jiwanya. Dia menjelajahi setiap inci tubuh Ayunna, wanita yang sudah lama dia dambakan untuk menjadi pasangannya sehidup semati. "Ayunna ... tolong terima cintaku ini. Aku tak bisa hidup tanpamu setelah perpisahan itu."

Ruang tamu rumah Ayunna, malam hari. Lampu redup menerangi ruangan, dengan aroma lavender yang menenangkan. Aksara dan Ayunna duduk di sofa, saling bertatapan dengan penuh gairah. Aksara memegang pipi Ayunna, mendekatkan bibirnya ke telinga wanita itu, "kau sangat berbeda dengan wanita di luar sana, Ayunna sayang."

Aroma lavender itu menyengat dan memabukkan Aksara sejenak. “Ah … aroma lavender favoritmu membuatku tergoda,” bisiknya di telinga Ayunna. Dia menjelajahi sumber aroma lavender tersebut hingga tiba di leher Ayunna.

"Ayunna ..." Aksara semakin tergoda untuk menyentuh Ayunna, wanita kesayangannya. Tangannya menjelajahi paha mulus Ayunna. "Kau ... begitu menggairahkan, Ayunna," goda Aksara.

Perasaan mereka tenggelam dalam lautan asmara membara yang didukung hujan deras. Ayunna merasakan sensasi geli. "Aksara ..."

Ayunna terdiam, hatinya berdegup kencang. Aksara, pria yang selama 14 tahun dia cintai dalam diam, kini menyatakan perasaannya. Sentuhan lembutnya, bisikan di telinganya, semuanya terasa begitu nyata dan indah.

Ayunna berbisik lirih, “Ak … sara... apa maksudmu?”

Aksara tersenyum, menggenggam tangan Ayunna dan berkata bahwa dia mencintai Ayunna 14 tahun lalu. Ayunna adalah wanita yang dia inginkan dalam hidupnya.

Dengan refleks, Ayunna bangun. Dia ingin melarikan diri dari api asmara yang membakar hatinya. Aksara yang menyadari pergerakan Ayunna, segera menahan wanita itu dalam dekapannya.

“Jangan pergi, Ayunna,” pinta Aksara memohon, suaranya penuh kelembutan. “Aku ingin bersamamu.”

Ayunna terpaku dalam pelukan Aksara. Dia merasakan kehangatan dan kasih sayang yang selama ini dia rindukan. Tapi, di balik kebahagiaannya, ada ketakutan yang menghantui.

“Aksara ... aku ...” Ayunna tergagap, suaranya bergetar. “Aku tidak bisa ... aku tidak pantas untukmu.”

Lihat selengkapnya