Jerat Luka Di Lembah Duka

Tirabella
Chapter #7

Bayangan Masa Lalu Ayunna

 “Ayunna …” Aksara berkata lembut di telinga Ayunna.

“Aku menginginkanmu untuk selamanya. Kita sudah bukan anak muda lagi. Aku benar-benar menginginkanmu malam ini,” bisik Aksara seperti desahan sayup membuat Ayunna meremang.

Aksara berusaha meyakinkan Ayunna bahwa sebuah hubungan intim itu tidak menyeramkan seperti yang dilakukan Liffariel. Aksara menghampiri Ayunna ke sofa putih. "Ijinkan aku ..."

Aksara merengkuh pinggang wanita itu. Dia menjelajahi setiap inci tubuh wanita itu dengan perlahan. Tangannya menyingkir rambut wanita itu, menghirup aroma lavender, menjelajahi setiap inci leher wanita itu.

Cahaya lampu redup di kamar Ayunna menambah suasana intim. Aksara duduk di samping tempat tidur, menatap Ayunna dengan penuh gairah. Tatapannya membakar, seolah ingin menerobos jiwa Ayunna. Ayunna terdiam, terperangkap dalam pesona Aksara.

“Ayunna …” Aksara berbisik di telinga Ayunna. Ayunna menelan ludah dengan gugup. Jantungnya berdebar kencang, merasakan tarikan magnetik dari Aksara.

“Apakah kau masih takut padaku?” tanya Aksara perlahan saat dia mengeratkan kedua tangan Ayunna.

Ayunna terdiam membisu. Dia tidak sanggup mengatakan kebenaran masa lalunya pada Aksara. Dia hanya berpikir, mungkinkah Aksara akan jijik melihat dirinya yang kotor? Atau mungkin … akh … rasanya tidak mungkin dia berkata bahwa dia telah dijadikan piala bergilir karena ulah Liffariel.

“Hubungan intim itu tidak menakutkan seperti … yang kau bayangkan saat Liffariel memperlakukan kau dengan kasar, Ayunna.” Aksara menjelaskan secara gamblang. Aksara meraih tangan Ayunna dan menggenggamnya erat. Hangatnya sentuhannya membuat Ayunna sedikit tenang.

“Hubungan intim antar pasangan itu tentang cinta … kasih sayang … dua jiwa yang bersatu … dan itu merupakan sesuatu yang suci.” Aksara menjelaskan secara gamblang pada Ayunna.

Aksara mencondongkan tubuhnya lebih dekat, matanya menatap mata Ayunna dengan penuh kelembutan. “Kau tidak percaya padaku?”

Tatapan Aksara yang adem, membuat Ayunna mencoba mempercayai Aksara, bukanlah Liffariel.

“Ayunna, aku ingin memberikanmu pengalaman yang berbeda. Aku ingin menunjukkan kepadamu bahwa hubungan intim bisa menjadi sesuatu yang indah, sesuatu yang bisa membuatmu bahagia.” Aksara berkata penuh keyakinannya untuk membuat Ayunna percaya padanya.

Lihat selengkapnya