Aksara sudah kesal ketika tahu papanya mendengar rumor tidak sedap dari orang yang bernama Liffariel Douglas. “Brengsek kau, Liffariel ... hubunganku dengan Ayunna sudah kau hancurkan seakar-akarnya!” bisik pria muda itu dalam hati kecilnya.
Regresi Aksara berjalan bak film kehidupannya saat dia mengenal Ayunna pertama kali. Dia teringat saat Ayunna mulai dijadikan piala bergilir oleh teman-teman cowoknya. “Pi ... ala ... bergilir ...” Aksara bergumam lirih. “Tak mungkin,”
Di klinik saat jam makan siang, Ayunna duduk di sofa, berhadapan dengan Aksara. Mereka terlihat serius dalam percakapan. Kata kakak Aksara, “Jadi, selama ini kamu menyimpan semua ini sendirian? Tidak pernah cerita pada siapapun?”
Ayunna menunduk “Saya takut. Takut jika orang lain tidak percaya. Apalagi Liffariel sangat pandai memanipulasi.”
Suara pintu terbuka perlahan. Aksara berdiri di ambang pintu, wajahnya pucat pasi. Suara Aksara bergetar “Ayunna... apa yang sedang kalian bicarakan?”Ayunna mengangkat wajah, matanya berkaca-kaca. Kakak Aksara menatap Aksara dengan tatapan penuh pengertian.
Dengan suara bergetar, Ayunna berkata dengan terbata-bata, “Aksara... aku...” Aksara memotong, “Jangan bilang apa-apa, Ayunna. Aku sudah mendengar semuanya.”
Suasana menjadi hening. Aksara berjalan mendekati Ayunna, lalu duduk di sampingnya. Ia menggenggam tangan Ayunna erat. “Jadi selama ini … Liffariel memperlakukanmu seperti itu?” tanya Aksara dengan nada suara tertahan.
Ayunna, wanita yang dicintai Aksara itu menangis. “Aku …” katanya getir. Aksara memeluk kekasihnya dengan erat. “Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri, Ayunna. Kamu tidak bersalah sedikit pun.”
Aksara menatap kakak kandungnya dengan tatapan penuh kebencian. Dia merasa sangat marah dan kecewa pada Liffariel. “Kak ...” Aksara berbisik lirih, kakaknya memberi kode untuk tenang.
Aksara berbisik, “Aku akan pastikan dia mendapat balasan setimpal atas semua yang telah dia lakukan padamu.” Kakak Aksara mengangguk, memahami perasaan adiknya. Dia tahu, Aksara akan melakukan apapun untuk melindungi Ayunna.
Di saat yang bersamaan namun dengan tempat yang berbeda, Aksara menelepon mantan kekasih Ayunna. Liffariel sedang duduk santai di kamarnya, memainkan ponselnya.
Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nomor yang tidak dikenal. “Siapa dia?” bisik Liffariel.
Dia menerima panggilan tersebut, “Halo?”
Terdengar suara Aksara terdengar dingin di seberang sana. “Masih ingat denganku ... Liffariel?” Liffariel terkejut saat mendengar suara familiar.