Aksara merasa sangat bersalah. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada Ayunna. Seharusnya dia lebih peka terhadap perasaan Ayunna.
“Aku harus lebih kuat lagi, untuk Ayunna,” gumam Aksara dalam hati.
Dia mengalami regresi kembali tentang masa kuliah mereka di kampus yang sama. “Akh … shit! Muncul lagi,” rutuk Aksara dalam hati.
Aksara memejamkan mata, berusaha keras mengingat kembali masa lalu yang kelam. Gambar-gambar samar mulai muncul di benaknya. Ayunna yang ceria dan penuh semangat, perlahan berubah menjadi sosok yang pendiam dan murung.
“Ayunna mengalami depresi saat menjalani masa kuliahnya,” bisik Aksara dalam hati, suaranya bergetar. “Dia dipaksa mengikuti jejak ayah tirinya. Dikeahui, dia dijerumuskan oleh Anggita Mustika Sari, seorang sahabat yang tega menusuknya dari belakang, ke dunia pelangi.”
Aksara teringat akan percakapannya dengan Ayunna beberapa waktu lalu. Saat itu, Ayunna sempat menyebut nama Anggita dengan nada penuh kebencian.
“Anggita ... dia yang membuat hidupku hancur,” ucap Ayunna lirih.
Aksara merasakan sakit yang menusuk hatinya. Dia tidak pernah menyangka bahwa sahabat yang selama ini dipercaya Ayunna ternyata adalah orang yang telah menghancurkan hidupnya.
“Aku harus mencari tahu lebih banyak tentang Anggita,” gumam Aksara. “Mungkin dia tahu sesuatu yang bisa membantu Ayunna.”
Aksara mulai menyelidiki masa lalu Anggita. Dia mencari informasi tentang Anggita di media sosial, menghubungi teman-teman lama Anggita, bahkan mencoba menghubungi Anggita secara langsung.
Namun, semua usahanya sia-sia. Anggita seperti menghilang ditelan bumi. Aksara merasa putus asa. Dia merasa semakin jauh dari kebenaran.
Kebenaran itu seperti bawang yang berlapis, menurut novel THAGA karya Galgara yang pernah dibaca Aksara. “Memang benar … ternyata kebenaran itu seperti bawang yang berlapis.”
Saat tahun 2009, Ayunna dan Anggita bersahabat baik. Anggita berpenampilan seperti cewek tomboy dan dia adalah perokok aktif. Tak hanya itu saja, dia mengenal dunia gemerlap dan dunia pelangi. Sahabat baiknya bernama Joshephin Valent, seorang cewek yang mirip dengan Anggita dan dia adalah pecinta dunia pelangi.
Ayunna terjebak dalam kepolosannya. Anggita mengenalkannya pada sahabat pelanginya itu. “Kau harus mengenal sahabatku ini. Aku tahu kau sangat trauma dengan cowok-cowok, Ayunna.”