Jerat Luka Di Lembah Duka

Tirabella
Chapter #15

Perundungan Di Masa Lalu

“Kondisinya stabil, tetapi dia mengalami trauma yang cukup dalam. Perlu waktu untuk pemulihan.” Dokter itu menjawab dengan hati-hati karena dia tahu dia sedang berhadapan dengan pengacara muda yang terkenal di Surabaya.

Aksara berdiri, menatap tajam ke arah Galang. “Galang, aku tidak bisa membiarkan mereka bebas begitu saja!” Galang menjelaskan bahwa Aksara harus tenang. Katanya, “Aksara ... aku mengerti perasaanmu, Aksara. Tapi kita harus mengikuti prosedur hukum yang berlaku.”

“Prosedur hukum? Apa gunanya prosedur hukum kalau mereka bisa dengan mudah menyuap para hakim dan polisi?” cecar Aksara gusar.

Galang mengatakan bahwa karena itulah, mereka akan memperkuat pengawalan dan memastikan tidak ada celah bagi Liffariel dan komplotannya lolos. “Kau tenanglah. Itu sudah menjadi kewajibanku untuk membela Ayunna.”

Aksara menggelengkan kepala. “Itu tidak cukup! Mereka harus mati, Galang! Mereka tidak pantas hidup!”

Galang menarik napas dalam-dalam, “Aksara, dengarkan aku. Membunuh bukanlah solusinya. Kita akan membuat mereka menderita di penjara seumur hidup. Hukuman mereka akan jauh lebih berat daripada kematian.” Aksara semakin marah. Dia merasa Galang tidak mengerti penderitaannya.

“Kau tidak mengerti, Galang! Aku ingin mereka merasakan sakit yang sama seperti yang Ayunna rasakan!” kata Aksara gusar. Galang menatap Ayunna, kemudian kembali menatap Aksara. “Aku mengerti rasa sakitmu, Aksara. Tapi kita harus kuat. Kita akan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan keadilan bagi Ayunna.”

Aksara terdiam, air matanya mengalir deras. Dia tahu Galang benar, tetapi amarahnya masih sulit untuk diredam. Ayunna berkata dengan suara lemah, “Aksara ... sudahlah. Aku tidak ingin kau terluka kembali.”

Aksara menoleh ke arah Ayunna, hatinya hancur melihat kondisi sahabatnya. Dia memeluk Ayunna erat, “Aku akan selalu ada untukmu, Ayunna.”

Galang mendekati mereka berdua, meletakkan tangannya di bahu Aksara. “Kita akan melalui ini bersama-sama.”

Galang memberikan perintah kepada para pengawal pribadinya untuk memperkuat keamanan di rumah sakit. “Saya ingin pengawalan ekstra untuk Ayunna. Jangan sampai ada yang berani mengganggu.”

“Siap, Tuan!” jawab para pengawalnya kompak.

Lihat selengkapnya