Jerat Luka Di Lembah Duka

Tirabella
Chapter #16

Dibukanya Kasus 14 Tahun Lalu

Ruang sidang terasa sesak dengan ketegangan. Sorot mata tertuju pada Ayunna yang duduk di kursi saksi. Wajahnya pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya. 14 tahun menyimpan trauma mendalam, kini semua terulang kembali saat dia harus berhadapan langsung dengan Liffariel dan komplotannya.

“Kasihan wanita itu …” Salah satu warga yang ikut sidang pidana tersebut berkomentar prihatin atas kejadian yang menimpa Ayunna.

Galang Anggara, pengacara mapan yang mendampinginya, menggenggam erat tangan Ayunna berusaha memberikan ketenangan. Dia tahu betul betapa berat beban yang harus dipikul kliennya saat ini.

“Dik … tenang ada aku.” Galang menenangkan Ayunna, wanita yang dikaguminya dari pertemuan mereka di rumah sakit.

Jaksa Penuntut Umum menanyakan sesuatu kepada Ayunna. “Saudari Ayunna, apakah Anda mengakui semua orang yang ada di dalam ruang sidang ini adalah pelaku yang telah menyebabkan Anda trauma mendalam selama 14 tahun terakhir?”

Ayunna melihat wajah para pelaku satu per satu. “Ya, benar. Mereka semua... mereka yang telah menghancurkan hidup saya.” Dia menjawab dengan suara bergetar.

“Bisakah Anda menceritakan kembali kejadian saat Anda pertama kali diculik dan disiksa oleh mereka?” tanya Jaksa Penuntut Umum.

Ayunna menutup mata sejenak, berusaha mengingatnya kembali.

“Saya ... saya masih ingat betul. Mereka mengikuti saya saat tengah malam, menculik dan menyekap saya. Merekamenyumpal mulut saya, dan membawa saya pergi. Saya sangat ketakutan ...”

Liffariel menyindir dari kursi pesakitan. “Bohong! Kau hanya ingin menghancurkan hidupku!” katanya. “Kau telah menghancurkan hidupku!” Dia berusaha memanipulasi keterangan Ayunna di depan aparat penegak hukum.

Ayunna menatap tajam ke arah Liffariel. “Kau tidak akan pernah bisa menghapus ingatan buruk itu dari pikiranku, Liffariel!” tampiknya. “Kau sudah menghancurkan martabatku sebagai wanita baik-baik.

Suara Ayunna terdengar bergetar dengan nada pilu. Galang mengambil sikap. Dia berdiri. “Yang Mulia, saya keberatan atas tindakan terdakwa yang mengintimidasi saksi. Ini sangat mengganggu jalannya persidangan.”

Hakim memberi teguran pada terdakwa Liffariel. “Terdakwa, saya peringatkan untuk tidak mengganggu jalannya persidangan. Lanjutkan, Saudari Ayunna.”

Ayunna terus menceritakan detail peristiwa traumatis yang dialaminya. Setiap kata yang keluar dari mulutnya semakin membuat suasana semakin mencekam. Liffariel dan komplotannya terlihat gelisah, berusaha mencari celah untuk membantah.

Lihat selengkapnya