Jeremba Asmaraloka

Mutiah Anggerini
Chapter #4

#4 SUASANA BARU

Selesai dari kereta, Abyasa mengajak Ana pergi berjalan kaki menuju Pesantren AL. Ma'ruf. Setelah berjam-jam Ana di dalam kereta dan berjalan bersama Abyasa, akhirnya sampai juga Ana di pintu gerbang pesantren itu, ia pun turun. Dari jarak jauh, tampak bangunan megah berderet dan di ketinggian kira-kira 15 meter ada tulisan besar “YAYASAN PONDOK PESANTREN AL- MA'RUF"

Ana terkagum-kagum dan merasa sudah benar-benar sampai di tujuan untuk menuntut ilmu tentang ilmu hakikat kehidupan. 

Setelah berjalan kaki beberapa menit, ia pun sampai di halaman pesantren. Sembari melihat ke sekeliling dan mangut-mangut, ia merasa takjub, banyak santri-santri melihatnya.

“Assalam mu’alaikum, saya ingin bertemu pengasuh pesantren," jawab Abyasa terhadap salah satu santri pria, yang sedang berada dekat rumah Akhmad.

“Walaikumsalam, beliau ada di dalam, silakan masuk saja," santri itu mempersilahkan.

“Assalamualaikum.” kata Ana sambil melirik sekelilingnya.

Terlihat di dekat pondok berdiri rumah cuku megah, kursi sofa minimalis berjejer rapi di Ampera dengan jendela berukiran Jepara, dan taman depan rumah yang begitu indah.

“Waalaikumussalam,” terdengar jawaban salam dari dalam rumah. Tak lama pintu depan terbuka.

"Silahkan masuk, duduk dulu, kamu pasti capek, mulai kemarin-kemarin sudah saya tunggu lho.” Ana pun terperanjat, 

"lho kok Kyai, sudah tahu kalau saya baru mau kesini. Anu kiai, tunggu Ayah tidak ada kerjaan dulu, baru bisa anter saya ke stasiun.” 

“Jangan bohong, jujur saja, keluargamu baru ada uang untuk berangkatkan kamu?" tanya Akhmad.

“A a a, ia kiai, waduh kok kiai tahu.” jawab Ana lirih.

 “Kamu tinggal di sini saja, semoga betah, lagian di sini masih ada banyak kamar kosong," pinta Akhmad sambil tersenyum.

Lihat selengkapnya