Kehidupan keluarga Ana sejak awal sudah sulit, kesedihan itu tidak akan pernah bisa lenyap begitu saja. Satu persatu kebahagiaan Ana selalu saja terenggut. Apakah Ana tidak boleh merasakan bahagia. Meskipun sedikit? Kebahagiaan kecilnya terus terkikis sedikit demi sedikit. Sampai pada akhirnya, hanya Ana yang berdiri di sini. Di atas takdir kejam yang tidak pernah berbelas kasih.
“Ana, meskipun kehidupan kita penuh dengan kesulitan, tetapi selama masih ada cahaya dan harapan, setiap orang pasti bisa mendapatkan kebahagiaan.”
Sewaktu Hari, ayah Ana masih hidup, ia pernah mengatakan hal tersebut pada Ana.
“Seberapa terlukanya perasaan kita, seberapa sakitnya itu, kamu harus bisa terus bertahan. Jangan melupakan kepedihan itu, karena mereka juga merupakan bagian dari dalam dirimu.”