Sama seperti senja-senja sebelumnya, senja ini pasti akan berakhir buruk! Seindah apa pun hari Ana jika ia melihat Andin, ibunya di sudut itu, semua berakhir menyedihkan. Andin bilang ia sangat menyukai saat-saat keluarga kecil mereka berkumpul bersama. Ia memang tidak mengatakannya langsung kepada Ana sebagaimana juga hal-hal lainnya.
Namun, dari balik dinding kamar Ana pernah mendengar Andin bicara tentang itu; tentang keinginannya berkumpul bersama setiap akhir pekan.
Andin bilang sangat mencintai almarhum Hari, suaminya. Selain suaminya, ia pun sangat mencintai anak-anaknya. Walaupun Hari telah tiada, menjadi alasan utama Andin mengapa ia begitu menggebu-gebu untuk bisa mewujudkan keinginan Hari untuk selalu berkumpul dengan keluarganya di ruang tengah tempat terakhir Hari, suaminya embusan napas.
Andin juga bilang suka bahasa inggris, apalagi lagu-lagunya. Ketika suara Adele Laurie Blue Adkins MBE mulai bersenandung dari televisi kala itu, ia pun bilang sangat berharap bisa bertemu dengan sang vokalis.
Seperti biasa, semua keinginannya itu tidak Andin katakan langsung kepada Ana. Lagi-lagi selalu Ana curi dengar dari balik dinding kamar ketika Andin, ibunya sedang menemani adik-adik Ana dan mengobrol di ruang keluarga depan kamar Ana bersama Kak Abdul, kakak lelaki Ana. Ana ingat, kala itu setiap ada fakta terbaru dari Andin, hasil dari diam-diam mendengarkannya bercerita, tangan Ana langsung bergerak cepat untuk menuliskannya di sebuah buku khusus tentang ibu.
Setelah 7 tahun berlalu pun, Ana masih setia duduk menyender di dinding kamar setiap Andin selesai berkunjung ke makam almarhum Hari, suaminya, hanya untuk sekedar mendengarkan ceritanya. Walaupun dalam 1 tahun terakhir ini, sudah jarang ia lakukan karena kesibukan Andin mengurus keluarga serta mencari nafkah, menjadikannya jarang untuk berkumpul dengan keluarga jika lelah sudah Andin rasakan, ia hanya akan terlelap, setelah si kecil tertidur.