Jeremba Asmaraloka

Mutiah Anggerini
Chapter #29

#29 RASA SAKIT

Sekembalinya Ana ke bogor karena keinginannya untuk melahirkan di sana. Saat dini hari, Ana terbangun karena sakit di perut dan pinggang bagian bawah. 

”Wah, mulai kontraksi,” batin Ana. 

Ia berusaha tenang, mempraktikkan teknik pernapasan dari sesi yoga yang sempat ia ikuti. Nyeri berkurang, tapi kontraksi masih berlanjut. Ana melihat jam, masih berjarak 20-30 menit. Masih lama.

Tak lama kemudian Rendi terbangun dan menemukan Ana meringkuk di kasur. 

”Kayaknya udah mau lahir nih,” ujar Ana sok tahu.

Rendi pun memutuskan untuk tidak mengajar dan seharian itu mereka dalam mode stand by. Jaga-jaga kalau si bayi memutuskan lahir sebelum hari perkiraan. Senin sore kontraksi makin kuat, Ana pun memutuskan pergi ke rumah sakit.

Di negara lain, untuk kelahiran, prosedurnya adalah menelepon lebih dahulu baru kemudian bidan akan memutuskan apakah sudah waktunya ke rumah sakit atau belum. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kunjungan yang tidak perlu seperti terlalu awal dan memastikan ketersediaan ruangan. Kecuali ada kondisi darurat seperti ketuban pecah, pendarahan berlebihan, jatuh atau trauma di perut, maka calon Ibu yang mau melahirkan harus menelepon terlebih dahulu. Rumah sakit hanya bersedia menerima pasien melahirkan yang sudah di fase aktif minimal bukaan empat. Lain hal dengan di sini, Ana bisa langsung datang memeriksa kandungan.

Bidan yang menangani Ana mengatakan bahwa kontraksi ia masih di fase awal. Jadi tidak perlu bergegas ke rumah sakit. Kalau sakitnya tidak tertanggungkan bisa relaksasi dengan mandi atau berendam di air hangat.

Hari berikutnya bidan yang bertugas juga menjalankan prosedur standar: mengecek detak jantung bayi dan frekuensi kontraksi Ana, mengecek tekanan darah, menanyakan dan mencatat beberapa hal lalu menunggu 20 menit sebelum melakukan cek fisik untuk memastikan bukaan. Dan ternyata.

Setelah melalui prosedur yang sama, bidan menyatakan bahwa kontraksi Ana belum memicu fase aktif persalinan. Memang ada progres dari kunjungan pertama, tapi belum signifikan. Dan lagi-lagi, dia hanya memberi Ana painkiller lalu meminta ia pulang.

Lihat selengkapnya