Jeritan Pilu Gadis Bermata Sipit 98

Husnul Khotimah
Chapter #1

Bab 1

"Chyangyin, kamu jangan pergi ke mana-mana, ya Nak? Sebab di luar ada demontrasi dan... Pergi ke kamar sekarang, Ibu dan Ayah akan bersembunyi di sini?" ucap lirih ibunya Changyin.

Chyangyin yang tadinya akan berangkat sekolah, ia dicegat oleh ibunya. Dan mendengar kegaduhan juga di luar pagar sana. Chyangyin tiba-tiba ia badanya bergetar hebat dan mengeluarkan keringat sebiji jagung di seluruh tubuhnya.

Tanpa menjawab perintah ibunya Chyangyin pergi ke lantai atas tetapi tiba-tiba ..., pintu rumah terbuka dengan teriakan-teriakan orang yang seperti kesetanan.

Tetapi sialnya Chyangyin baru sampai tangga sudah sampai ketahuan oleh para lelaki demontrasi. Bagaimana ini untuk bisa menyelamatkan diri?

"Woy, jangan lari kamu!" teriaknya dengan lantang seorang lelaki yang berjumlah 7 orang.

Chyangyin berlari sekuat tenaga masuk ke kamarnya sampai ia lupa tidak mengunci pintu kamarnya. Chyangyin mengambil telepon rumah akan menghubungi kekasihnya. Belum juga terhubung sambungan teleponnya, sialnya lengan tangan Chyangyin di cengkram dan dilucuti yang menutupi tubuhnya.

"Pergi! Jangan dekati diriku, Brengsek! Ambil saja semua benda atau uang yang kau butuhkan. Tolong, lepaskan aku, jangan siksa diriku." ucap gadis berusia 18 tahun. Gadis sederhana, berambut hitam dikuncir satu ke belakang seperti buntut kuda. Chyangyin mempunyai tubuh berbadan seperti gitar spanyol, putih, dan sangat menarik untuk diapandang lelaki kehausan belaian wanita.

"A ... A... Sakit ... ! Pergi, pergi kamu dari sini." teriaknya dengan menangis begitu menyayat. Tetapi, tangisan Chyangyin tak di dengar oleh lelaki hidung belang itu. Para lelaki itu tertawa senang, mangsanya merasakan sakit dan menangis meminta pertolongan.

Chyangyin membrontak tak bisa, hanya jeritan pedih, perih dan sakit sampai relung jiwanya. Chyangyin dirudapaksa untuk bisa diperkosa dan digilir oleh 7 orang.

Ya harga diri dan kehormatannya telah dirampas secara paksa! Chyangyin sampai lemah dan tak sadarkan diri.

Ibu dan papahnya Chyangyin bisa menyelamatkan diri dengan mengumpat, yaitu rumahnya ada ruangan bawah tanah. Tetapi, tempatnya sangat sempit dan pengap. Ya, itu tempat penyimpanan barang berharga, ukuran yang hanya 1,5 meter saja. Jadi hanya muat dengan 2 orang saja. Karena saking banyaknya barang yang ia simpan di sana.

Sayang beribu sayang, adik Chyangyin yang bernama Siska yang masih menginjak 13 tahun juga ikut adil diperkosa oleh para lelaki dalam kasus demontrasi yang ingin memberantas keturunan Tionghoa. Entah apa kesalahan gadis-gadis keturunan bermata sipit itu menjadi korbannya. Bukankah Negara Indonesia, Negara dengan kental hukum. Tetapi, mengapa hukum itu tak berlaku adil buat keturunan Tionghoa di tahun itu?

Semua orang banyak yang menjerit dengan pilu karena kesadisan mereka yang sesukanya membobol kebahagian mereka terampas dengan kepedihan. Di mana para kepolisian yang seharusnya melindungi masyakarat? Kenapa tak ada yang mau menolong dan membantu masyrakat yang sedang dianiaya, disiksa, dilecehkan, dan parahnya lagi diperkosa lalu dibunuh dan dibakar.

Banyak mahasiswa yang ikut terjun berdemo. Para aparat tidak bisa menangani kasus runyamnya pada saat itu. Demontrasi yang kejam banyak memprovokasi kepada masyarakat bawah. Agar aksinya bisa berhasil memberantas para keturunan bermata sipit. Siapakah dalang dalam semua ini? Semuanya tidak ada yang tau? Semuanya tidak bisa merdam aksi kekejaman pada alibi demontrasi. Akibat perekonomian Indonesia mengalami goncangan akibat krisis krimanansial ASIA. Karena di dasari oleh maraknya praktek korupsi, kolusi, dan Nepotisme di tubuh Pemetintah. Serta naiknya harga pangan imbas dari anjloknya nilai tukar rupiah pada saat itu moneter 1997-1998. Membuat masyarakat Indonesia geram dan akhirnya melakukan beragam aksi menuntut Reformasi. Dan bulan Mei 1998 menjadi bulan terkelam dalam proses menuntut Reformasi.

Bentrokan antara mahasiswa dengan aparat keamanan di sekitar kawasan Jln. Gejayan Yogyakarta menyebabkan mahasiswa meninggal dunia.

Sehingga ada korban 4 mahasiswa yang ikut jadi korban kerusuhan di tragedi pada tahun itu. Sejumlah mahasiswa, Dosen, Guru besar, serta para Alumni Universitas mengalami aksi damai mimbar bebas. Kerusuhan terjadi di berbagai kota di Indonesia Jakarta, Medan dan Surakarta tercatat menjadi kota paling parah dalam periode kerusuhan tersebut.

Secara khusus warga etnis Tionghoa menjadi sasaran perampokan, penjarahan, pembakaran, pembunuhan, dan perkosaan. Diperkirakan 1.200 orang meninggal dalam kerusuhan dua hari tersebut.

Pemerkosaan terjadi di penjuru berbagai Jakarta. Hingga membuat deringan telepon terus bergema serta tak berhenti berbunyi. Di sebuah kantor Organisasi perempuan bernama Kalyanamitra. Aksi pemerkosaan masal ini menambah carut marutnya kondisi Ibu Kota di tengah pemecatan massal krisis ekonomi penjarahan hingga penyerangan fasilitas publik dan pusat perbelanjaan. Telepon pertama menginformasikan adanya kasus ruda paksa di sebuah apartemen di daerah Pluit Jakarta Utara. Direktur Kalyanamitra, Ita Fadia Nadia saat itu mendapati pesan melalui pager untuk segera pulang ke Kalyanamitra. Lantaran terdapat telepon penting, setelah mendapatkan informasi adanya ruda paksa di daerah Pluit. Ita segera menghubungi ketua tim relawan kemanusiaan kerusuhan MEI 1998.

**********

Kedua orang tua Chyangyin selamat, sayangnya Siska adik Chyangyin tewas dalam insiden 1998. Keluarga Chyangyin yang tadinya bahagia dan damai kini terancam dengan keselamatan. Keluarga Chyangyin mengurus jenazah Siska yang sudah tak bernyawa. Chyangyin dibawa ke rumah sakit terdekat. Hatinya sang papah Johan hancur melihat kedua putrinya ikut korban pemerkosaan dalam demontrasi besar-besaran. Sebagai ayah ia menyesali karena tak bisa menjaga kedua putrinya dengan baik.

Lihat selengkapnya