Jessica, Luka Yang Terpendam

Sofia Grace
Chapter #5

Jessica Berpura-pura Baik

Dibiarkannya Jessica menangis sepuas-puasnya. Setelah isak tangis adiknya mulai mereda, perempuan yang lebih banyak makan asam garam dibandingkan Jessica itu berkata, “Pergilah mandi. Tommy akan kupersilakan untuk pulang saja.”     

“Apa yang akan Kak Jenny katakan padanya?”      

“Kubilang saja kamu sudah kecapekan dan mau istirahat. Apakah perlu Kakak beritahu dia supaya nggak usah datang lagi kemari?”      

Jessica terdiam sejenak. Otaknya berpikir keras. Tiba-tiba sebuah senyuman licik tersungging di bibirnya yang tipis. Bulu kuduk Jenny sampai berdiri melihatnya. Apa gerangan yang direncanakan adikku ini ya, Tuhan? ujarnya dalam hati penuh tanda tanya. Senyumannya terlihat begitu mengerikan!       

“Aku berubah pikiran, Kak. Biarkan saja Tommy menungguku selesai mandi. Akan kutemui dia.”     

Lalu gadis cantik yang matanya tampak sembab itu bangkit berdiri dari atas tempat tidurnya dan melangkah ringan menuju ke kamar mandi. Kakak kandungnya hanya melihatnya dari belakang dan berdoa dalam hati semoga adiknya yang kadang suka bertindak nekat itu tidak melakukan hal-hal yang membahayakan.

                                                ***

“Hai, sori lama menunggu,” sapa Jessica ramah sambil duduk di sofa yang berhadap-hadapan dengan Tommy. Laki-laki berambut cepak yang sudah lama menunggu itu tersentak melihat mantan kekasihnya tiba-tiba muncul dengan wajah segar dan rambut setengah basah seperti habis mandi keramas. Kalau penampilannya seperti ini, dia seperti Sica yang dulu kukenal. Terlihat polos dan ceria. Sica yang kucintai…, batin Tommya terkenang masa-masa indah mereka dulu.

"Minumanmu habis. Kubikinkan lagi, ya.”      

“Nggak usah repot-repot, Sica. Terima kasih.”     

“Nggak repot, kok. Kamu udah makan malam belum? Temani aku pergi makan nasi goreng langganan kita dulu, yuk.”       

Pemuda di hadapannya menjadi salah tingkah. Tak diduganya gadis ini tiba-tiba berubah menjadi ramah kepadanya. “Memang masih jual nasi gorengnya? Terakhir kita makan tujuh tahun yang lalu….”       

“Masih, dong. Yang masak juga masih orang yang sama, gerobak yang sama, dan….”       

“Yang beli juga orang yang sama.”       

Jessica tertawa renyah mendengar celetukan mantan kekasihnya itu. Tawamu itu menggemaskan sekali, Sica. Aku begitu merindukannya, ucap Tommy dalam hati. Dia merasa senang ketegangan diantara mereka berdua sudah mencair.      

Lihat selengkapnya