Jessica, Luka Yang Terpendam

Sofia Grace
Chapter #6

Maukah Bersamaku Lagi?

“Aku sekarang sudah dewasa, Sica. Sudah berumur dua puluh tujuh tahun. Selama tujuh tahun ini aku menuruti saja apa yang dikehendaki mamaku. Beliau menginginkanku kuliah dan bekerja di Melbourne, kuturuti. Tidak boleh menghubungimu sama sekali, kuturuti. Tidak boleh pulang ke Indonesia sama sekali juga kupatuhi. Jujur saja aku tidak tahu apa-apa tentang penyakitnya sampai beberapa bulan yang lalu Mama menyuruhku pulang. Aku kaget sekali dan memutuskan untuk pulang selamanya. Kutinggalkan semua yang sudah kuraih di Melbourne demi merawat Mama dan meneruskan perusahaan keluargaku.”       

“Juga untuk dijodohkan dengan Melani….”       

“Tentang itu aku terus-terang baru mengetahuinya setiba di sini, Sica….”       

“Lalu selama di Melbourne masa kamu tidak pernah menjalin hubungan spesial dengan perempuan lain? Cewek Indo, bule, atau apalah yang bersekolah di sana.”       

“Jujur ada. Bohong kalau aku tidak mengakuinya. Ada beberapa….”       

“Hebat!”      

“Tapi mereka tidak sepertimu, Sica….”       

“Yah, mana bisa aku si gadis udik dibandingkan dengan gadis-gadis metropolitan seperti mereka!”      

“Bukan itu maksudku….”       

“Lalu apa tujuanmu mencariku lagi? Sudah berbulan-bulan kau di Surabaya, tapi baru kali ini datang menemuiku. Apakah kamu merasa tidak enak hati gara-gara melihatku di rumah yang kautaksir bersama Melani?”       

Tommy menunduk malu. Dasar pengecut, olok Jessica dalam hati. Aku sekarang malah heran bagaimana dulu bisa berpacaran dengannya selama lima tahun?! batinnya muak. Dasar cinta buta! Naif sekali aku waktu itu.        

“Sewaktu di Melbourne, aku berpikir dalam-dalam, Sica. Semua tindakan Mama di hadapanku dan semua perkataannya tentang dirimu. Akhirnya aku mengambil kesimpulan bahwa kamu tidak mungkin memutuskan hubungan denganku. Mama telah berbohong padaku. Menurut analisaku, Mama yang merasa malu dengan kondisi ayahmu yang masuk penjara akhirnya bermaksud menjauhkan kita dengan mengirimku ke luar negeri. Lalu kamu mencariku yang menghilang tiba-tiba dengan datang menemui Mama di rumah. Ternyata Mama malah mengusirmu dan mengatakan bahwa hubungan kita telah berakhir. Dan supaya kamu tidak datang mencariku lagi, Mama lalu pindah rumah.”       

Kerongkongan Jessica tercekat. Yah, si Wanda keparat itu pindah rumah entah kemana. Rumah itu kosong melompong dan bahkan dipasangi spanduk dijual! Aku menelepon nomor agen properti yang tertera pada spanduk itu dan dijawab enteng bahwa penghuni rumah itu sudah pindah ke luar negeri. Ia hanya akan pulang jika ada calon pembeli yang sudah menyerahkan uang muka sebesar dua puluh persen dari harga jual rumahnya. Jantungku serasa hampir copot mendengarnya. Jiwaku melayang entah kemana beberapa saat lamanya…, kenang gadis itu penuh kepedihan.       

“Aku terus terang ingin sekali menemuimu sekembaliku kemari, Sica. Tapi aku takut dengan reaksimu. Bahkan kupikir kau mungkin juga sudah mempunyai kekasih lain atau sudah menikah.”       

Cuih! Siapa laki-laki yang mau menikahi wanita mandul sepertiku?! jerit Jessica dalam hati. Oh, Tuhan. Aku tak tahan lagi bicara berputar-putar seperti ini. Akan kutanyakan saja apa maksud orang ini sebenarnya menemuiku.      

Lihat selengkapnya