Jika Aku Di Pelukmu

Miss Anonimity
Chapter #3

Chapter 3 : Kisah Di Perpustakaan

Freya POV


"Fre, kantin yuk!".


"Duluan aja deh, Gue mau nganterin nih buku dulu, ke perpus."


"Jangan lama ya!"


"Iya."


***


Krriiuukk


Jika bukan karena Bu Melody, yang menyuruhku untuk mengantarkan setumpuk Buku tebal ke perpustakaan, pasti sekarang cacing- cacing dalam perutku tidak pada demo seperti ini. Mana banyak banget lagi Bukunya. Kalau gak nyeremin, tuh Guru udah gue tumbalin. Langkah kakiku dengan Hati-hati menuruni satu persatu anak tangga. Perpustakaan sekolah berada di lantai satu. Cukup jauh dari kelasku yang berada di lantai dua. Sepertinya aku kurang berolahraga, baru beberapa langkah saja sudah terengah engah.


Tap


Tap


Tap


Brugg


Fiuh~ akhirnya sampai Juga. Awas aja tuh Guru. Gue selengkat lain kali. Saat kakiku akan melangkah ke luar, Tidak sengaja sorot mataku tertuju pada seseorang yang sedang duduk Manis sambil membaca sebuah Buku di sudut perpustakaan. Meski terbilang luas, perpustakaan sekolahku jarang di kunjungi oleh para Murid. Hanya yang memiliki keperluan saja, seperti mengambil buku referensi atau sekedar bersantai saja. Itu Juga jarang ada yang melakukannya.


Aku cukup terkejut, ada orang yang duduk santai di sudut ruangan. Aku Pikir itu Adalah hantu perpustakaan, yang menjadi salah satu dari 7 legenda 'ikonik' sekolahku. Namun ketika kuperhatikan lebih jeli, memang hantu, iya hantu. Hantu yang bisa membuat jantungku berdebar ketika pertama kali Dia melangkahkan kaki kedalam kelas. Hantu tampan bernama Fonix Alverio Tantra. Murid baru yang sudah terkenal sebagai anak paling dingin se-antero sekolah. Meski memiliki sifat sedingin es, nyatanya sifatnya itu yang membuat dia di gilai oleh setiap siswi. Termasuk aku? Ya, aku juga termasuk.


Sekarang harus bagaimana? Apa aku keluar saja tanpa memperdulikannya? Atau harus kusapa dia? Terhitung sejak pertama dia menjadi murid baru, Aku belum pernah sekalipun berbicara secara resmi dengannya. Sayang sekali jika kesempatan yang belum tentu datang dua kali ini, ku sia siakan. Tapi jika aku menghampirinya begitu saja, Apa dia akan 'ilfil' padaku? Aku tidak tau pendekatan itu caranya seperti apa. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta. Dan aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.


Tring


Seketika sebuah ide cemerlang terlintas di otak cantiku. Kenapa aku tidak berpura pura saja mencari sebuah Buku. Dengan alasan itu, aku bisa duduk di dekatnya kan? Tapi, bagaimana jika dia terganggu? Tidak! Itu patut di coba. Dia sepertinya sangat suka membaca, jadi tidak masalah jika aku berpura pura menanyakan buku yang bagus.


Langkah kakiku perlahan mendekatinya. Berpura pura memilah Buku di rak di dekatnya. Sambil sesekali mataku menoleh padanya. Bisa sedekat ini dengannya, ya tuhan-ganteng banget. Bisa gak sih, nih jantung tenang dikit. Dia sepertinya tidak terganggu dengan Kehadiranku. Dia anteng saja membaca buku yang kutahu itu Adalah sebuah novel yang cukup tebal. Dia pintar sekali memilih tempat duduk. Dekat dengan jendela yang terbuka, rambut Hitamnya terangkat lembut oleh angin sepoi. Ya tuhan-rasanya gue pengen ngarungin dia dan bawa ke KUA. Eh, tapi biasanya, cowok kan yang sering berfikir begitu? Bodo amat dah, yang penting, gimana caranya gue bisa duduk di dekat dia. Gue mau pura pura baca Buku aja susah banget. Tinggal pilih aja, kok repot sih. Huft~Freya Tenang dong.


***

Lihat selengkapnya