PUKUL 23.45. Kamar bernuansa ungu-biru itu begitu senyap dan temaram. Hanya lampu tidur di sisi ranjang yang masih menyala. Detak jarum jam terdengar jelas. Di ranjang tidur yang luas, Keyzia masih googling. Ia tengah sibuk mencari-cari kemungkinan nama batu mulia yang dikenakan Mel. Ia sangat penasaran apa keistimewaan batu tersebut.
Ketika menuliskan kata kunci ‘batu hijau’ di kotak pencarian, bermunculan nama bebatuan yang terlalu asing baginya. Keyzia buta dengan semua ini. Ternyata ada ratusan–bahkan mungkin ribuan–jenis batu mulia yang memiliki warna dasar hijau. Tanpa tujuan yang jelas, lalu ia membaca artikel tentang batu keberuntungan dan kesuksesan, zamrud.
Dengan memiliki batu zamrud bertuah ini, kehidupan Anda akan lebih baik dan berkembang. Jika Anda sudah mempunyai akik atau pusaka lain, batu bertuah ini akan menambah kekuatan akik atau pusaka milik Anda. Dengan demikian, Anda akan lebih cepat mencapai puncak kesuksesan sesuai harapan.
Melihat warnanya, semula Keyzia menduga, itulah batu cincin yang dipakai Mel. Namun saat tahu harga batu mulia tersebut sangat tinggi, ia segera mematahkan dugaannya. “Upah 100 kali manggung pun, gak bakalan bisa untuk beli cincin itu,” gumamnya penuh ejekan. “Kecuali, ada pejabat atau konglomerat yang baik hati.”
Ia beralih membaca tentang batu peridot. Batu ini memiliki warna hampir serupa dengan cincin milik Mel. Tetapi begitu dibandingkan warna-warnanya, Keyzia pun ragu. Batu yang banyak ditemukan antara lain di Pakistan ini, ternyata memiliki warna lebih cemerlang. Sedangkan yang dikenakan Mel, agak gelap dan tampak sedikit berserat.
Keyzia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal. Beberapa kali ia mengacak rambut, mulai pusing melihat tampilan di layar tablet. Semua informasi yang ia dapat terlalu banyak dan tak mudah untuk dicerna. Otaknya terlalu kecil untuk memahami sesuatu yang tidak ia kuasai. Terlalu asing. Terlebih, kantuk mulai mengganggunya tak berkompromi.
Aha! Bisa jadi, Melody memakai batu cincin sesuai tanggal lahirnya. Pikiran itu tiba-tiba saja hadir di benak Keyzia. Maka, secepat pikirannya muncul, secepat itu pula ia membuka lini masa facebook milik Mel. Tentu, tidak sulit mencari informasi tentang kelahiran cewek penyuka warna hijau itu. Semua informasi bisa dibaca dengan bebas. Tidak ada yang disembunyikan di profile-nya. Cewek itu lahir pada 28 Januari 1999.
Untuk kelahiran Januari, batu yang cocok adalah garnet. Garnet bukan termasuk batu keras seperti permata kelas atas. Namun karena kilaunya yang luar biasa, batu yang melambangkan kesetiaan ini banyak diminati. Di masa lalu, garnet dianggap memiliki tuah pengobatan dan bermanfaat sebagai perlindungan terhadap segala jenis racun.
Tidak! Keyzia yakin bukan ini batu yang dimiliki Mel. Sebab ia sangat paham, cewek yang sangat membenci sinetron itu memakainya untuk mendongkrak kesuksesan, bukan untuk pengobatan. Selain itu, garnet hijau memiliki warna yang agak jernih menyerupai kaca botol. Sedangkan batu pada cincin Mel, warna hijaunya lebih padat dan terkesan berat.
Kantuk terus saja menyerang. Keyzia menguap beberapa kali. Namun, pikirannya masih saja melayang pada Mel. Di kepalanya terus berjejal pertanyaan. Batu jenis apa yang dipakai Mel? Kekuatan seperti apa yang ada di dalamnya hingga Mel sesukses sekarang? Bagaimana ia bisa mendapatkannya? Bisakah batu itu mengabulkan segala keinginan?
Rasa penasaran semakin mengentak-entak. Keyzia pun tak sadar telah menghabiskan banyak waktu. Jari-jarinya terus bermain di layar tablet. Ia baru menghentikan aksinya ketika ada nada dering di smartphone-nya yang lain. Wow, Raga! Kebetulan banget nih!
“Minggu depan gue ke Yogya, nyiapin kostumnya punya Mel,” tulis Raga melalui WhatsApp. “Lo tahu, bulan depan doi tampil di plataran Candi Prambanan, kan? Kita ketemu ya, Cin? Gue pengen ngomongin lagi rencana besar yang lo bilang itu.”
Hampir saja Keyzia berjingkrak-jingkrak dan berteriak. Senang bukan kepalang. Pucuk dicinta ulam tiba. Dari percakapannya tempo hari, Raga bersedia untuk bekerja sama. Ia siap membantu Keyzia. Dan kedatangan Raga ke Yogyakarta, artinya bisa mempercepat gerak mereka. Keyzia sempat berpikir, inilah keajaiban Tuhan. Ia yang tengah berusaha ingin membongkar kecurangan yang dilakukan Mel, justru diberi kemudahan yang tak disangka-sangka. Melody, kamu akan hancur! Sebentar lagi, kejayaan itu akan jadi milikku!
“Iya, Mas. Kita akan ketemu dan ngobrolin rencana itu lagi,” balas Keyzia. “Oya, kalau kerja Mas Raga berhasil, upahnya kunaikkan loh, Mas. Serius!”
Hati Keyzia berbunga, Semua mimpimu akan terwujud asalkan kamu punya keberanian untuk mengejarnya. Tiba-tiba cewek itu mengingat quote entah milik siapa. Ia pun bersumpah, mimpinya akan menjadi nyata. Setelah ini, tak akan ada lagi yang namanya sepi job. Ia pun terus bersorak dalam hati. Semua orang pasti akan memintaku tampil di berbagai acara. Ah, sampai kapanpun, nasib orang miskin akan selalu berada di bawah. Akulah yang berhak menguasai panggung-panggung hiburan itu. Bukan kamu, Melody!
Meskipun kantuk terus menyerang, Keyzia menuliskan kembali ‘batu keberuntungan dan kesuksesan’ di kolom pencarian. Ia tak akan bisa tidur dengan tenang sebelum menemukan jawaban atas semua pertanyaan di kepala. Terlebih, selain zamrud, ternyata masih banyak batu mulia yang diyakini bisa mendatangkan kesuksesan. Dari kecubung wulung, panca warna hingga junjung drajat. Semuanya memiliki kekuatan yang berbeda. Namun lagi-lagi, Keyzia mengabaikan informasi yang lain. Yang menarik minatnya hanya tentang batu berwarna hijau seperti milik Mel.
Batu giok kesuksesan adalah batu giok yang memiliki energi murni tingkat tinggi yang berfungsi utama mendatangkan kesuksesan hidup dalam segala bidang. Batu giok kesuksesan berperan layaknya magnet yang menarik energi kesuksesan dari segala arah.
Hmm, jangan-jangan batu inilah yang dipakai Melody, bisik Keyzia dalam hati. Banyak cocoknya. Ia bertekad akan segera menjalankan misinya. Tergambar sebuah kesuksesan terbentang di depannya jika ia bisa memiliki batu itu. Bibirnya mengulas senyum. Lalu cewek itu meng-off-kan kedua smartphone dan mematikan lampu tidur di sisi ranjang. Tetapi, belum sempat mematikan lampu kedua, ia mendengar ketukan pelan di balik pintu.
Ketika ketukan itu semakin beruntun, Keyzia hanya mematung di sisi ranjang. Ia tak ingin bergerak dan menimbulkan suara. Yang ia lakukan hanya mempertajam pendengaran. Untuk bernapas pun, ia sangat hati-hati melakukannya, hanya untuk menghindari lenguh.
Siapa yang masih terjaga pada pukul 01.15 begini? Keyzia yakin, Mang Kosim si tukang kebun dan Bi Onah pasti sudah ada di alam mimpi setelah kelelahan seharian bekerja. Pak Satpam, rasanya tak mungkin! Yakin, mamanya juga sudah terlelap. Papa? Sejak tadi, tak ada suara mobil atau gerbang yang dibuka. Lelaki itu pasti belum pulang!