Blurb
Nana adalah perempuan pintar. Kegemarannya dalam mempelajari berbagai hal, menyeretnya menjadi perempuan yang memiliki ideal diri cukup tinggi, bahkan dalam menjalani kehidupan; baik rumah tangga maupun pekerjaan. Tingginya tuntutan yang dimilikinya, membuat Aji, suaminya memilih berpisah. Dengan alasan yang klise, tidak ada lagi kecocokan dan merasa tidak mampu mengikuti pola pikir istrinya.
Perceraian membuat Nana frustasi. Dia merasa menjadi orang yang gagal. Ideal dirinya hancur. Dibuangnya semua buku-buku yang dimilikinya, serta ia abaikan notifikasi kajian keilmuan tentang filsafat dan keilmuan lainnya. Perempuan itu merasa kepintarannya sangat melelahkan. Dan, ia memutuskan untuk mengurung diri dalam kamarnya, karena tidak ada lagi orang yang mampu di ajaknya berdiskusi atau bicara.
Hingga pada suatu malam, muncullah sosok lain di dalam kamar Nana. Seorang laki-laki yang mengaku bernama Rayyan. Sudah tentu, kondisi tersebut membuat Nana shock. Nana mengira Rayyan adalah pencuri dan ketika Nana coba menghubungi polisi, Laki-laki itu menghilang begitu saja. Rayyan datang dan pergi sekehendak hatinya; di kantor, di jalan, di mall, di taman, dan tempat-tempat yang baik sengaja atau tidak sengaja dilalui Nana.
Hubungan Nana dan Rayyan berangsur-angsur membaik. Semenjak Rayyan memberi alasan, kalau dia tinggal di ruang bawah tanah rumah Nana. Pengakuan Rayyan sempat membuat Nana terkejut dan melakukan penyangkalan. Karena sejak Aji membawanya pulang ke rumah, ia tidak pernah tahu, bahwa rumah tua peninggalan zaman Belanda itu memiliki ruang bawah tanah. Rayyan pun membawa Nana menuju ruang bawah tanah dan memberikan beberapa argumen yang menyakinkan, sehingga membuat Nana percaya, bahwa semua perkataan Rayyan masuk akal. Dan, sejak saat itu mereka pun semakin dekat. Rayyan keluar masuk rumah Nana tanpa sepengetahuan tetangga Nana. Kecuali Emil, sahabat Nana.
Walau demikian, lama kelamaan, sebuah isu pun berhembus kalau Nana telah menjadi gila karena perceraiannya dengan Aji. Nana bingung, ia coba mencari tahu apa yang terjadi. Ia pun kembali frustasi. Terlebih, ketika semua orang meyakini bahwa kehadiran Rayyan hanyalah halusinasinya saja. Nana pun pergi menemui seorang psikiatri untuk memeriksa kesehatan mentalnya. Selama sesi konseling berlanjut, Nana menolak terus kehadiran Rayyan. Tapi, malangnya. Justru kondisi Nana membuat ibu tiri Nana memilih memasukan Nana ke rumah sakit jiwa. Dan, Nana pun mulai benar-benar mengalami halusinasi di tempat itu.
Sampai pada akhirnya, melalui Adisa Raditya, si dokter psikiatri itu pun semua terbongkar, setelah Nana ditemukan hampir kehilangan nyawanya akibat percobaan bunuh diri. Adisa mengatakan bahwa Rayyan adalah penunggu rumah tua itu dan sangat menyukai Nana. Kepandaian Nanalah yang memikatnya, tapi sayang, justru kepandaian itu tidak cukup membuat Nana merasa bahagia, karena ia tidak pernah ditemukan dengan orang yang sepadan dengannya. Atas persetujuan ibu tirinya Nana pun diizinkan keluar dari rumah sakit itu pun karena ada tawar menawar antara ibu Nana dan Adisa.
Sayangnya, tragedi pun terjadi. Ternyata, bukan hanya Rayyan yang mengganggu Nana, akan tetapi ada makhluk lain yang ikut mengganggu perempuan cantik itu, yang konon, makhluk itulah yang membuat Nana dan Aji bercerai. Mengetahui banyak hal yang telah terjadi pada Nana, ibu tiri Nana pun memutuskan untuk membawa Nana keluar dari rumah itu.