JOANA

Gita Sri Margiani
Chapter #1

Dalam Kegelapan

Malam yang sunyi dipecahkan oleh suara lonceng yang berdentang sebanyak dua kali. Suara itu memenuhi seluruh ruangan yang sepi dan dingin dengan jendela yang terbuka membawa angin malam yang menggoyangkan tirai putih. Tidak ada suara lain selain suara jarum jam yang terus berputar, menemani seorang perempuan muda yang sedang berdiri dengan tatapan kosong. 

Perempuan itu sedang bersenandung mengamati seorang pria paruh baya yang tergeletak di lantai. Wajahnya yang cantik ditutupi oleh cipratan-cipratan darah yang juga menutupi pakaian yang ia kenakan. Rambut panjangnya juga tak luput dari darah itu. Ia berdiri tegak tanpa rasa takut dengan menggenggam pisau yang baru saja ia gunakan.

Aliran darah itu tanpa sengaja berhenti dan menggenang di bawah alas sepatunya. Sepatu putih itu, sekali lagi harus terkena darah. Bercak-bercak kemerahan yang belum mengering kini harus terkena darah dari orang yang paling ia benci. Wajahnya berubah kesal dan lagu yang sedang di-senandung-kan-nya itu kini telah berhenti dan berganti dengan hening yang panjang.

"Ah sialan" katanya sambil menggoyang-goyangkan sepatunya. Darah yang berada di alas sepatunya terciprat kesana dan kemari mengikuti kaki yang sedang digoyangkan. Tampak sesekali ia melirik ke arah pria yang kini sedang sekarat.

Napas pria itu semakin berat. Matanya yang ketakutan hanya bisa memandang sebuah foto keluarga berpigura emas yang tepat berada di hadapannya. Tatapan dan senyum orang-orang di dalam foto itu seakan menertawakannya yang sedang bertemu dengan malaikat maut yang sesaat lagi akan menjemput dirinya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain melihat ke arah Joana yang sedang sibuk dengan sepatunya.

Lihat selengkapnya