Jodoh Aini

Isna Nur Isnaini
Chapter #2

Pesta Meriah

Tanggal pernikahan Aini dan Pandu sudah ditentukan. Sebentar lagi gadis itu akan menjadi ratu sehari dan masuk sebagai bagian dari keluarga juragan Harjo, kelurga yang dikenal sangat baik dan ramah. Pesta pernikahan akan digelar di rumah Pandu. Semua persiapan sudah disusun. Akan banyak tamu yang diundang untuk menghadiri pernikahan itu.

Di pihak Aini, lik Janti kembali sibuk, seperti saat akan lamaran dulu. Kali ini lik Janti meminta Aini untuk nurut dengan pilihannya. Lik Janti akan mencari perias terbaik agar Aini terlihat manglingi[1] saat duduk di pelaminan nanti. Wanita paruh baya itu juga sudah sibuk memilih kebaya terbaik untuk acara siraman, akad dan resepsi nanti.

Namun keluarga juragan Harjo tidak setuju. Semua urusan yang berkaitan dengan pernikahan Aini dan Pandu akan ditentukan oleh keluarga juragan Harjo. Bahkan pihak Aini tidak boleh memberikan usulan sedikitpun. Aini, ibu dan kerabatnya hanya diminta datang saat acara pesta tanpa boleh memilih dan menentukan apa pun.

Begitu juga dengan riasan, pakaian pengantin, acara sampai tamu undangan, semua sudah ditentukan oleh keluarga mempelai pria. Aini benar-benar hanya seperti boneka yang diminta datang untuk dirias dan dinikahkan. Sebenarnya Aini juga mempunyai mimpi seperti apa pesta pernikahan yang diidamkannya. Apa daya, Pandu pun tidak pernah menanyakan kemauan calon istrinya itu.

Semua sudah ada yang urus, begitu katanya saat Aini menanyakan tentang persiapan pesta pernikahannya nanti. Mungkin menurut keluarga Pandu, usulan Aini tidak sesuai dengan keinginan dan selera mereka. Aini merasa kurang enak dengan hal ini, namun apa lah daya, dia yang akan menjadi ratu sehari dalam pesta itu, justru tidak mempunyai hak apa pun. Pandu juga tidak pernah menayakan apa yang diinginkan calon istrinya itu.

Yo wis, Nduk Nurut saja. Yakin saja mas Pandu dan keluarganya memang hanya ingin memberikan yang terbaik untuk kamu. Karena itu, semua sudah diatur dan disiapkan agar kamu tidak perlu merasa pusing dan repot.” Hibur bu Surti, ibu Aini.

“Tapi bu, pesta itu bakal menjadi peristiwa penting yang terjadi sekali seumur hidupku. Apa salah jika aku ingin mengadakannya sesuai keinginanku, setidaknya mas Pandu juga mempertimbangkan usulanku. Aku tidak ingin yang aneh kok, justru aku ingin pesta yang sesuai dengan kami, pas untuk aku dan mas Pandu.” Bela Aini.

“Masalahnya, Nduk. Mungkin bagi keluarga mas Pandu, keinginan kamu nantinya takut berbeda dengan keinginan mereka. Dari pada ada banyak usulan yang justru membuat urusan pesta nanti berantakan, mereka memilih untuk mengatur dan menentukan sendiri. Ndak apa-apa. Sama saja, toh sebentar lagi mereka akan menjadi keluargamu juga. Nanti kamu akan terbiasa dengan apa-apa yang biasa mereka putuskan untuk kamu dan mas pandu.” Lanjut bu Surti.

**

Menjelang hari pernikahan, beberapa orang utusan dari keluarga Pandu datang ke rumah Aini. Utusan itu mendapat tugas untuk mengatur rumah Aini yang akan digunakan untuk menerima tetangga dan kerabat yang akan ngiring nganten. Tidak hanya memasang dekor, kajang dan menata meja kursi, bahkan makanan apa yang akan disajikan untuk kerabat yang akan mengiring pengantin pun disiapkan oleh keluarga Pandu tanpa bertanya atau basa basi dengan bu Surti sebagai pemilik rumah.

Ketika lik Kasno bertanya mengenai hal itu, hanya mendapat jawaban bahwa mereka adalah utusan, yang harus mengikuti semua yang diinginkan keluarga Pandu. Akhirnya lik Kasno tidak lagi bertanya. Batinnya, mungkin memang juragan Harjo tidak ingin keluarga Aini repot dengan acara tersebut, namun di dalam hati lik Kasno sebenarnya bertanya, kenapa Pandu atau juragan Harjo tidak pernah menyampaikan mengenai hal itu, bahkan ketika lik Kasno bertanya mengenai acara ijab dan pesta, hanya mendapat jawaban bahwa semua sudah diatur.

Tiba di hari pernikahan, lepas subuh, utusan juragan Harjo datang menjemput Aini, bu Surti, lik Janti dan lik Kasno. Aini akan dirias oleh tukang rias pengantin yang sudah dipesan oleh keluarga juragan Harjo. Begitu juga dengan bu Surti, lik Janti dan lik Kasno.

Sampai di rumah keluarga juragan Harjo, Aini langsung disambut oleh salah satu kerabat dan dituntun masuk ke dalam kamar rias. Bu Surti dan lik Janti ingin mengikutinya namun ditahan oleh kerabat Pandu yang lain.

Lihat selengkapnya