"Ia yang sudah berada dalam hati setiap insani akan selalu dinanti jika suatu saat pergi."
Kedatangannya disambut hangat, teman-temannya berhambur bahagia memeluk empunya cerita.
"Bagaimana kabar kalian selama Ophi di rumah?" Tanya Ophi membuka percakapan.
"Tidak ada yang berubah. Semua berjalan lancar diselingi sebuah berita yang cukup membuat gempar," kata Mella.
Ophi mengernyitkan dahi. Tentu saja ia bereaksi karena tak mengerti. Ditambah lagi ada satu hal yang terlihat mengganjal hati.
Saat Mella mengatakan tentang sebuah berita yang cukup membuat gempar, Laras terlihat menyikut lengan Mella. Sedangkan tatapan teman-teman lainnya seperti mencurigakan. Ophi ingin bertanya, tapi ia takut jika ada sangkut paut dengan dirinya.
"Aku ketinggalan berita ya? Tidakkah ada yang mau menceritakan perihal apa?" Tanya Ophi pada akhirnya.
Semua diam. Rupanya hanya mulut Endah yang bersuara. Kunyahan dari mulutnya memang cukup nyaring jika dilihat kembali pada tangan kanannya, keripik singkong yang Ophi bawa.
"Ada hubungannya sama aku atau Pak Fauzi?"
Laras terkejut, sangat terlihat dari matanya yang membelalak dan tubuhnya yang menjadi tegak. Bisa-bisanya Ophi mengucapkan satu nama itu. Satu nama yang menjadi salah satu rahasianya disini.