Jodoh Ning Ophi

Johar Edogawa
Chapter #4

Bulan dan Bintang

"Siapapun orangnya, bagaimanapun sifat dan tabiatnya pasti memerlukan tempat untuk bercerita. Baik karena ingin meminta solusi maupun hanya sekedar ingin berbagi".

Libur panjang telah tiba. Semua sekolah mempersilahkan murid-muridnya untuk sejenak melepas lelah dan mengisi kembali tenaga untuk menghadapi semester depan pada kelas yang berbeda. Begitu juga di pondok pesantren Al-Iman. Para santri justru diwajibkan pulang selama satu bulan.

Ophi sudah pulang dua hari yang lalu. Ia minta dijemput masnya, Mas Bayu. Sebenarnya beberapa temannya memohon pada Ophi agar bisa liburan atau sekedar main ke rumahnya. Akan tetapi Ophi melarang mereka. Ia mengatakan akan ada acara di rumahnya.

Tentu saja acara itu tidak benar-benar ada. Ophi berbohong bukan karena tidak suka tamu atau ada yang ia benci diantara teman-temannya. Ia hanya tidak ingin diketahui identitasnya. Bahwa ia adalah seorang Ning atau putri kiai. Bahkan Abahnya adalah salah satu Kiai besar di Magelang.

Liburan di rumah digunakan Ophi untuk melihat-lihat pondok putri. Bahkan beberapa kali ia terlihat ada di pondok putra. Sudah menjadi kebiasaan sejak kecil ia main-main sesuka hati dan nimbrung obrolan santri sana-sini. Bahkan ia tidak risih harus membersihkan kamar mandi jika dirasa perlu. Otomatis ketika Ophi sudah turun tangan bersih-bersih, semua santri akan digerakkan untuk mengambil alih.

Hari itu Ophi memilih untuk main-main di kolam taman ndalem. Kemaren Mas Bayu membelikannya dua ikan emas yang ia beri nama Bulan dan Bintang.

Setelah Bulan dan Bintang tinggal di kolamnya, Ophi sering duduk-duduk di kolam. Ia akan menceburkan sebagian kakinya sambil berbincang-bincang sendiri seolah Bulan dan Bintang akan menanggapi.

"Bulan..... Bintang.... Kenapa ya, Ophi selalu berdesir hatinya kalau melihat Pak Fauzi. Beliau kan, guru baru Ophi. Lagi pula pertama kali Pak Fauzi ke SMA, Ophi malah menabraknya. Harusnya Ophi malu, ya. Tapi hati Ophi itu bukan merasa malu. Ophi juga tidak tahu ini kenapa. Aduuuuuh, Bulan..... Bintang...... Sesekali jawab pertanyaan Ophi lah.... Beri tanggapan gitu, beri solusi atau pandangan kalian. Biar Ophi tidak seperti ngomong sendiri".

Ophi terus nyerocos sambil memandangi dua ikannya yang bermain di sekitar kakinya. Ophi melemparkan beberapa makanan ikan yang sudah ia siapkan.

"Nha, to.... Respon kalian cepat sekali kalau urusan makan. Tapi urusan hati Ophi, curhatan Ophi tidak ditanggapi. Kalian itu maunya apa? Dasar ikan! Ya Allah..... Tapi aku sayang kalian. Tapi kalian tidak pernah mau jawab pertanyaan-pertanyaan Ophi. Ophi harus bagaimana?"

Lihat selengkapnya