"Sekarang kalian berdua push-up 100 kali!!!" Ucap tegas seorang wanita berseragam loreng dan berhijab dan baret merahnya.
Ya, dia adalah Atiqa Uraifa ya kini bekerja sebagai salah satu Kopassus dan mentor kedisiplinan di sebuah akademi militer karena ketegasannya dan sepak terjangnya membuat dia mentor paling ditakuti dan disegani oleh junior dan sesama rekan kerjanya dan religius suka menasehati junior-junior nya agar tidak salah langkah pas juga jadi usdadzah kata-kata nya selalu bisa membuat orang-orang yang drop bisa kembali bersemangat menatap hidup lagi.
"Itu adalah hukuman buat kalian yang terlambat bangun pagi!!" Bentak Atiqa.
Ia tidak sadar ada sepasang mata sedang memperhatikannya.
"Sudahlah kapten jangan terlalu keras sama mereka," ucap pria yang sedari tadi memperhatikannya.
"Jika tak begini mereka tak disiplin," ucap Atiqa penuh amarah.
"Hoho! santai santai kapten jangan ngegas," kata pria tersebut dan dia duduk di sebelah Atiqa.
"Kapten pasti masih PMS, maka dari itu kapten melampiaskan amarah ke mereka berdua?" Tanya pria itu sambil menunjuk dua pemuda yang kini masih melaksanakan hukumannya.
"Bukan urusanmu!!" Jawab Atiqa sambil mencabuti rumput lalu dibuang rumput itu, dicabut lagi lalu dibuang, Atiqa melakukan itu berkali-kali.
"Orang PMS itu biasanya marah-marah gak jelas kaya kapten tadi," jelas pria itu. Pria itu adalah sahabat Atiqa sejak mereka menempuh pendidikan militer nya. Rizal Fernando namanya.
Atiqa menatap Rizal dengan tatapan sinis. "Hari ini semua orang ngeselin,"