Jodoh Oh Jodoh

Farah Salma Putriani
Chapter #3

Menjalani Rutinitas

Hafiz's POV

"Maksud lo apaan tadi bilang kalo gue lagi jatuh cinta? Hah! Maksud lo apaan?" Bentak Hafiz pada Evano, saat dia masuk kamar asramanya.

"Tenang bro, gue juga pernah jatuh cinta. Jadi, gue tau." Jawab Evano dengan tenang sambil mengenakan sarung.

"Orang jatuh cinta itu rasanya dag dig dug serasa jantung ini mau copot," ujar Ersya sambil menyisir rambutnya didepan cermin.

"Kalian gak tau rasa malu yang gue tahan waktu lo bilang 'Hafiz sedang jatuh cinta pada pandangan pertama' itu semua orang ngeliatin gue, dan dia juga ngeliatin gue." Jelas Hafiz. Lantas ia mengambil peralatan mandi.

"Dia siapa?" Tanya Ersya dengan antusias. Hafiz menghentikan kegiatannya.

"Kepo lo!" Jawab ketus Hafiz. Lantas ia melanjutkan kegiatannya.

"Atiqa, Fransiska, XinXin, atau Aurelia?" Tanya Ersya kemudian.

"Btw, mereka itu cantik-cantik ya Van. Tapi, menurutku yang paling cantik itu Atiqa," ucap Ersya.

"Iya. Jadi, pengen macari dia," jawab Evano.

Langkah Hafiz terhenti saat akan menuju ke kamar mandi. "Kalian jangan coba-coba untuk macari Atiqa ya," Hafiz mulai cemburu saat kedua temannya itu menyukai Atiqa.

"Memang kenapa? Lo suka sama Atiqa," pancing Evano agar Hafiz jujur.

"Bukan urusan lo," jawab ketus Hafiz.

"Yaudah kalo lo gak suka dia biar gue aja yang deketin dia," pancing Evano sekali lagi.

Hafiz mencengkeram erat baju Evano. "Jangan harap lo bisa dapetin hati Atiqa," ucap Hafiz sambil menatap tajam mata Evano.

"Ternyata dia ya yang membuat lo jadi jatuh cinta, gue kira lo gak bisa jatuh cinta karna hati lo terlalu dingin dengan cewek," jelas Evano. Hafiz melepas cengkeramannya lantas melangkah menuju pintu.

"Kita kan sama-sama suka dengan Atiqa, gimana kalo kita berlomba-lomba untuk mendapatkan hatinya? Persaingan sehat bro," ujar Ersya.

Hafiz menghentikan langkahnya. "Whatever!"

Atiqa's POV

"Atiqa," panggil XinXin.

"Hemm," jawab Atiqa yang masih sibuk dengan menulis diary nya.

"Menurut mu kak Hafiz, kak Evano, kak Ersya ganteng gak?" Tanya XinXin. Dia mulai kagum dengan kakak kelasnya.

"Biasa aja," jawab nya tak acuh.

"Eh," ucap Atiqa tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya XinXin.

"Xin, kamu liat gelang ku gak!" Atiqa mulai panik.

"Gelang apa? Hilang dimana? Dan kenapa bisa hilang?" Pertanyaan-pertanyaan XinXin membuat Atiqa emosi.

"Kalo aku tau hilangnya dimana aku gak mungkin tanya kamu. Mungkin jatuh saat aku latihan teakwondo?" Atiqa mengenakan jilbabnya lalu ia nyelonong keluar begitu aja.

"Kamu mau mana?" Tanya XinXin diambang pintu kamar.

"Cari gelang ku!" Ucap Atiqa setengah berteriak.

****

Kepala Atiqa clingak-clinguk kesana kemari sesekali ia menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal.

Dia bingung harus mencari gelangnya kemana? Jika dia tidak menemukannya dia akan dimarahi habis-habisan oleh uminya.

Gelang itu adalah pemberian dari Almh Neneknya untuk Atiqa. Gelang emas murni berbentuk rantai dan ada bandul sederhana berbentuk hati, boneka, dan bunga. Sangat imut.

"Aduh dimana sih gelangnya? Bisa celaka kalo gak bisa nemuin gelang itu kembali!" Gumamnya.

Tiba-tiba Atiqa menabrak tubuh seseorang yang tentunya lebih tinggi dari Atiqa. Atiqa mendongak ke atas ternyata itu kakak kelasnya. Hafiz.

"Kalo jalan pake mata dong!" Ucap Atiqa ketus.

"Kau mencari ini," Hafiz menyodorkan tangan kanannya yang sedang memegang gelang emas Atiqa. Atiqa membulatkan matanya.

"Kenapa gelangku bisa ada ditangannya? Ah bodo amat yang penting ketemu," Batin Atiqa.

"Thanks," ucap Atiqa dengan wajah datar, setelah mmengambil gelangnya, lalu ia pergi meninggalkan Hafiz di lapangan.

"Dasar cewek berhati dingin, cewek rese, gak tau berterima kasih," gumam Hafiz. Tapi, masih terdengar oleh kedua telinga Atiqa.

Atiqa membalikkan badannya. "Apa kau bilang aku cewek rese, cewek gak tau berterima kasih?" Tanyanya.

"Iya, memangnya kenapa? Hah!" Jawab Hafiz dengan nada tinggi.

"Apa kau tuli? Aku tadi sudah bilang thanks! Apa kau tak bisa berbahasa Inggris? Baiklah akan aku ulangi, aku berterima kasih telah menemukan gelangku!" Ucap Atiqa sambil menyatukan kedua tangannya.

Lihat selengkapnya