Merasa frustasi, Febi akhirnya hanya bekerja saja, dia mulai menulis melanjutkan novel yang sedang dia tulis. Biasanya 1000 kata dia selesaikan hanya kurung waktu kurang dari 30 menit. Tapi karena dia tidak fokus dan terus memikirkan omongan ibunya, sudah hampir satu jam dan hanya 100 kata.
"Gila ... Kalau terus begini pasti akan mempengaruhi tulisanku!" Febi berbicara pada dirinya sendiri.
Dia kemudian memegang ponselnya. Dunia yang membuatnya terhibur hanya sosial media. Biasanya berandanya akan dipenuhi dengan sederet artis Korea.
"Melihat orang tampan adalah obat."
Mulai dari cuplikan drama, potongan musik sampai dengan tips kecantikan. Rutinitas harian yang membosankan.
Tapi entah kenapa, hari ini ada sebuah iklan aplikasi. Bukan ... Bukan iklan aplikasi pinjaman online. Aplikasi pencari jodoh.
"Sialan!" kata Febi. "Kenapa juga aplikasi kayak gini muncul."