Lita menarik napas lelah. Sudah lama ia menunggu kehadiran seseorang di ruang tunggu, belum tampak juga, padahal jam telah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Pada waktunya adzan berkumandang, gadis itu memutuskan ke mushola yang berjarak kisaran lima menit.
Kalau udah salat bawaan hati itu rasanya adem dan tentram. Yang tadinya hati super gondok dan dongkol, sekarang adem kayak lagi minum es marijan. Seger.
Selepas ibadah, gadis itu merapikan mukenah dan dijajar cantik pada rak kayu cokelat yang beraroma lavender. Harum. Pantes aja, Lita menyemprotkan parfumnya.
Ia pun turun ke bawah anak tangga dan memastikan kalau sepatunya nggak dicolong, kata bapaknya kalau ke mushola itu sendal sering hilang atau ditukerin ama yang burik. Ini nggak. Iya kali, mau ngambil sepatu warna pink dengan corak Hello Kitty, males dah yang ngambil, udah kayak sepatu anak PAUD.
Pijar kakinya kembali melangkah, penuh percaya diri, dan ramah. Saking ramahnya, kang cilok disapa, kang gorengan disenyumin, dan kang galon digodain. Ya, begitulah Lita, gadis yang selalu menebarkan senyum dan sapa yang menurutnya itu ibadah. Toh, senyum dan sapa nggak bayar kok, gratis!
Lita celingak-celinguk. Lagi-lagi orang yang dicarinya tak kunjung tiba. Menunggu ratus purnama itu mitos baginya. Tapi, menunggu Ratu Purnama baru benar. Dosen super glamour baru muncul dari bilik pintu.
Dan tak lupa name tag nyantol di dada kiri yang bertuliskan 'Dr. Ratu Purnama Cantik, M.Pd' Itu bukan narsisme ya, emang dasar namanya aja. Hm. Bu Dosen dengan senyum ramah menyapa, "Lita udah nunggu lama ya? Saya tadi dandan dulu, kemarin saya baru beli bulu mata badai, gimana?" Ratu mengerlipkan matanya penuh manja.
"Haha. Iya, Bu Ratu super cantik. Tapi masih cantikan aku sih, Bu."
Ratu yang mendengarkan itu tertawa terbahak-bahak. Malah dia suka sama mahasiswa jujur seperti Lita. "Baru kali ini ada yang lebih cantik dari saya. Ya nggak apa-apa sih, artinya kamu percaya diri."
Lita nyengir kuda. "Bu, hari ini ada jam kuliah."
"Wah, ada jam kuliah ya? Tapi saya ada rapat mendadak, maklum lah ya, saya itu super sibuk, jam terbang buanyak deh!"
"Lalu gimana Bu?"
"Ganti jam ajah gimana?"
"Oke, kapan Ibu mau? Nanti saya bicarakan dulu sama teman-teman."
"Ya udah, nanti WA aja kalau gitu. Saya udah dijemput sama pangeran."
Mengingat Ratu adalah dosen single, seperti ambigu saja mendengarnya. Apalagi Ratu cukup nyentrik untuk disandingkan dengan lelaki biasa. Pikir Lita pasti lelaki itu luar biasa karena mendampingi perempuan sepertinya.
Jalan mereka searah. Membedakan adalah Lita belok kiri dan Ratu belok kanan. Dari kejauhan terdengar teriakan Ratu. "Honey, lama nunggu ya?"