“Kelakuan aneh Arsen”
Arsen melamun di kantornya sejak tadi. Pikirannya melayang jauh tentang pernikahanya yang tinggal menghitung hari. Arsen terus berpikir, apa benar keputusanya ini untuk menikahi gadis labil yang berumur 21 tahun? Terpaut usia 5 tahun darinya.
Arsen sama sekali tidak fokus dengan pekerjaanya sedari tadi. Meski Arsen sudah lebih dulu tau daripada Adel tentang mereka yang akan di jodohkan. Waktunya tidak lama, Arsen hanya sudah tau sekitar seminggu sbelum pertemuan kedua keluarga itu. Sejak itu pula Arsen mulai diam-diam memperhatian Adel tentu saja diluar pengetahuannya.
Arsen masih terus menggulir layar ponselnya. Sedari tadi ia terus memperhatikan profil insatgram Adel. Entah sejak kapan Arsen bisa mem-follow instagram Adel. Namun arsen tak mau ambil pusing mengingat tentang itu, ia justru bersyukur akan hal itu. Karena instagram Adel di privat, jika belum mem-follow lebih dahulu, ia pasti tidak bisa stalking seperti sekarang ini.
Diantara 12 unggahan instagram Adel, disitu hanya berisi foto-fotonya sendiri yang tampak dari jauh. Adel sepertinya tipe orang yang tidak suka berfoto dari dekat. Adel juga lebih suka menampakan pemandangan yang indah daripada wajahnya sendiri.
“Adel, kenapa kamu mau menerima perjodohan dengan saya?” apa karena saya kaya? Apa karena saya ganteng?” Arsen teru berbicara dengan foto-foto Adel di laman instagramnya itu.
Arsen pribadi tidak ada hal lain sebagai alasanya untuk menikahi Adel selain hanya karena orangtuanya. Di umur Arsen yang udah menginjak 26 tahun, orangtua Arsen hanya ingin melihat anaknya menikah.
Belum lagi sebelumnya Arsen kuliah di luar negeri dengan pergaulan yang menurut orangtuanya terlalu bebas. Arsen juga memulai bisnisnya dari sana. Bahkan baru kurang lebih 6 bulan ini Arsen memindahkan kantor utamanya itu ke Jakarta. Tentu saja itu karena orangtuanya. Hingga sampai perjodohan inipun karena orangtuanya.
Entahlah, apakah Arsen merasa orangtuanya ini terlalu mengatur Arsen juga tidak tau.
Tok.tok.tok.. suara ketukan pintu itu membuat Arsen mengalihkan pandangan dari benda pipihnya itu dan tersadar dari lamunanya sejak tadi.
“Masuk.” Ucap Arsen dan kembali membolak-balik berkas yang ada di hadapanya seolah sedang sibuk bekerja.
“Maaf pak ini berkas-berkas yang kemarin bapak minta. Semuanya sudah saya bereskan dalam satu map ini.” Dia adalah Arion Cakra Ragaswara. Asisten pribadi Arsen. Pria dengan badan atletis juga dengan ketampanan di atas rata-rata ini sudah lama memang bekerja bersama Arsen.
Arsen awal membangun bisnisnya ini di umur 23 tahun sembari menyelesaikan studi S2nya. Waktu itu Arsen masih di luar negeri dan mencari 1 karyawan yang bisa di andalkan. Dari beberapa pelamar yang masuk, Rion lah orang yang di pilihnya dari sekian ketentuan latar belakang pendidikan dan pengalamanya.
Awalnya Rion hanya mengurusi segala yang Arsen butuhkan dari Indonesia, namun semenjak perusahaan utama Arsen resmi pindah ke Jakarta, Rion benar-benar harus bekerja yang berhubungan langsung dengan Arsen. Setelah kurang lebih 3 tahun Rion bekerja dengan Arsen, sudah cukup membuat Rion menjadi kepercayaan Arsen.
Asisten pribadi yang tidak hanya mengurusi urusan kantor, karena tidak jarang Rion juga mengurusi urusan pribadi Arsen. Alasan ini juga yang membuat Arsen mencari orang yang benar-benar bisa di andalkan. Konttraknya juga tentu berbeda dengan pekerja yang lain begitupun dengan gajih.