“Arsen dan percakapan menyebalkan”
“Ini diminum dulu teh nya. Ini juga cemilannya di ambil aja, pak, eh itu apa...” Adel menggaruk tengkuknya yang tak gatal. “Mas.” Ucapnya lagi.
Nah kan, Adel kemakan dengan ucapanya sendiri. Manggil pak, mas, bentar lagi juga manggil sayang kan itu Del?
Adel ingin beranjak setelah mengantar minuman dan makanan itu namun langkahnya berhenti ketika suara berat Arsen menghentikanya.
“Kamu mau kemana? Duduk di sini temani saya.”
“HAH?!” Entah kenapa Adel mendadak suka tuli sekarang. Kata hah serasa harus andil sebelum perkataanya. “Eh iya.” Lantas Adel menarik kursi dan mendudukinya. Mereka duduk di teras samping, sehingga jarang ada orang yang melewati tempat itu. Posisi mereka berdua sekarag seperti orang mojok yang ingin diam-diam pacaran.
“Kamu hobby ya teriak-teriak seperti itu?” Arsen berbicara namun tatapanya tetap lurus kedepan.
“Eh mana ada.” Jawab Adel tak terima dengan apa yang baru saja Arsen katakan.
“Ini buktinya jawabnya ngegas gitu.”
Adel sungguh tak terima dengan apa yang Arsen katakan padanya. Enak saja mengatainya seperti itu. Walaupun memang itu mungkin kenyataan, tapi mulutnya juga tak se-toa mulut Gris. “Situ kalo ngomong emang gak bisa ya liat ke orangnya gitu?” Adel sungguh mulai kesal sekarang.
Arsen menoleh sebentar ke arah Adel lalu kembali menatap kosong ke depan. “Nanti saya liat kamu puas-puas kalo udah halal, sekarang belum waktunya. Takutnya kamu makin jatuh cinta sama saya kalo saya liatin terus.”
What? Apa katanya tadi? Kenapa tingkat kepedeanya sangat tinggi? Adel berkata dalam hati. Karena Adel heran saja Arsen bisa berubah 180% seperti ini.
Seperti orang yang memiliki kepribadian ganda saja. Waktu itu pembahasan mereka hanya seputar ikan lele. Waktu di meja makan bersama keluarga hanya bisa sok cool senyum-senyum gak jelas. Sekarang apa? Tingkahnya sangat konyol. Belum lagi waktu pertama kali pertemuanya di kampus. Eh tunggu.. kampus? Adel jadi ingat sesuatu ingin menanyakanya pada Arsen.
“Situ… “ Ucapan Adel terhenti karena Arsen tiba-tiba berbicara.
“Kamu pasti lagi mengumpat saya kan dalam hati?”
Heh apa katanya? Cenayang apa ya ini orang bisa tau isi hati begini. Adel hanya bisa menatap kesal pada Arsen tanpa mau membalas ucapan Arsen sepatah katapun.