“nikah sabtu ini”
“Qablitu nikahaha wa tajwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallau waliya taufiq.” Arsen menjawab itu hanya dengan satu tarikan nafas saja. Membuat semua orang tersenyum bahagia.
Kata sah pun menggema di seluruh penjuru rumah. Maka detik itu juga, Adel sudah sah dan resmi menjadi istri dari seorang Arsen Dandyaksa Caiden.
Berbeda dengan semua orang, Adel membeku di tempatnya. Detik itu juga, ia akan mulai memasuki babap baru dalam hidupnya.
“Sekarang waktunya tukar cincin. Arsen lebih dulu memasangkan cincin di jari Adel ya?” Arum dan Maya saling semangat menyambut menantunya masing-masing.
Setelah Arsen selesai memasangkan cincin di jari Adel, kini giliran Adel yang memasangkan cincin di jari Arsen. Kembali semua orang bertepuk tangan bahagia ketika cincin sudah tersemat manis di jari kedua mempelai ini.
“Adel, sekarang cium tangan Arsen.” Memang seperti pengantin pada umumnya, apa-apa selalu di arahkan. Memang menikah itu harusnya momen sekali seumur hidup kan? Maunya memang begitu, namun entah bagaimana takdir yang berbicara.
Arsen lebih dulu memberikan tanganya, lalu Adel mencium singkat tangan itu. Namun saat Adel ingin menarik dirinya, kecupan hangat mendarat di keningnya. Seakan dunia ini berhenti sementara, ini adalah ciuman pertama bagi Adel. Bahkan ia saja sudah lupa, kapan terakhir ia dicium seperti ini oleh Ayahnya.
Setelah mengecup singkat kening Adel, Arsen lantas memegang kepala Adel yang posisinya memang masih setengah tertunduk. Arsen membacakan sesuatu disana yang tidak bisa di dengar orang lain. Hanya komat-kamit mulutnya yang terlihat jika orang memperhatikan. Doa pertama yang Arsen berikan untuk Adel.
Ceo dingin bak es di kutub utara ini bukanya tidak tau tentang agama. Arsen hanya terbiasa dengan budaya barat, namun agamanya juga tidak pernah tertinggal.
Adel menatap lekat Arsen di hadapanya yang sekarang sudah berstatus sebagai suaminya itu. Entah apa yang ada di pikiranya sekarang, namun bulir bening seketika jatuh membasahi pipi lembutnya itu.
Rasa haru serta bahagai menjadi satu. Adel tidak menyangka jika keinginanya menjadi kenyataan. Pernikahan sederhana ini akan selalu ia ingat sampai kapanpun. Awal perjalanan hidupnya yang baru. Status anak menjadi status istri.
Kini mulai sekarang, Adel sudah tidak bisa menjadi anak manja lagi di tengah-tengah keluarganya. Karena Adel sudah memikul tanggung jawabnya sendiri, tanggung jawab yang sesungguhnya.
“Ada temen gue, bertahun-tahun jomblo. Di deketin sama cowok aja langsung menghindar. Terus dia cerita, Sabtu depan pengen nikah. Padahal calon aja sama sekali belum punya. Dia ngomong gitu cuman Asal aja karena liat pernikahan viral di tik-tok. masyaAllah nya, Sabtu depan alias sekarang, dia bener-bener nikah. Sama cowok ganteng, tajir, ngerti agama. meskipun perawakanya dingin, tapi suaminya idaman banget.” Gisel geram sendiri rasanya meyaksikan secara langsung keuwuan dua orang di hadapanya ini,
“Temen gue juga ege. Gak nyangka banget gue sumpah. Adel si kang halu ini, tapi halunya beneran jadi kenyataan. Jadi pengen juga di jodohin kayak dia.” Ailen menyanggah ucapan Gisel. Ailen dan Gisel ini adalah sahabat Adel sejak SMP sampai SMA namun berpisah ketika kuliah karena berbeda kampus.
Acara akad berakhir sudah. Bahkan sampai saat ini tangis Adel masih terdengar sesenggukan. Itu akibat sungkeman tadi dengan orangtuanya. Adel sama sekali tak bisa menahan tangis.