“Assalamualaikum istri”
“Sini duduk di samping saya.” Arsen menepuk tempat di sampingnya.
Adel menurut, ia duduk tepat di samping Arsen. Menatap lekat wajah suaminya membuatnya senang. Berada di dekat suaminya juga membuat Adel sadar, dirinya sudah menemukan tempat nyaman nya. Apalagi di pelukan Arsen tadi. Arsen memang telah menjadi hero nya sekarang.
“Rebahan sini, istirahat dulu. Nanti saya panggil mbok Jum untuk urut kaki kamu lagi.”
“Tapi WA nya gimana?” Adel kira Arsen ingin memberikan kontak WA padanya. Taunya malah di suruh tidur. sudah tau jika Adel paling tidak bisa tidur siang kalau tidak benar-benar lelah atau mengantuk. Lebih baik juga Adel marathon drama daripada harus tidur siang.
“Tidur.” Begitulah ucapan Arsen yang singkat padat dan sangat tidak jelas itu.
Akhirnya Adel hanya bisa menurut. Lagi-lagi ucapan Bundanya itu terngiang di telinganya. “Sabar Adel gk boleh ngelawan suami. Tinggal disuruh tidur aja susah banget.” Adel berbicara dalam hati. Adel memang rebahan sekarang, tapi posisinya membelakangi Arsen membuat Arsen hanya bisa tersenyum kecil.
Adel benar-benar berusaha memejamkan matanya meski itu susah. Saat matanya sudah mulai bersahabat dan ingin terpejam, justru suara oppa yang sangat di kenalinya itu membangunkan Adel dari tidurnya.
Pertama suara panggilan, nada deringnya khas suara Vincenzo. Film yang akhir-akhir ini paling di sukainya. Lalu selanjutnya nada pesan, “chagia, sarange” begitulah bunyinya. Khas notif pesan pribadi dari ponselnya. Itu juga bunyi berulang-ulang kali membuat Adel langsung mencari-cari sumber suara.
Adel menoleh Arsen namun laki-laki itu malah fokus dengan ponselnya sendiri. Tak menggubris, Adel kembali mencari ponselnya yang seingatnya benda pipih itu di lemparkannya asal tadi entah posisinya ada di mana sekarang.
Setelah mencari disela-sela bantal, akhirnya Adel menemukanya juga. Ternyata itu dari nomor tidak di kenal.
+6283*****
Assalamualaikum
Halo cantik boleh kenalan?
Adel mengerutkan keningnya melihat pesan itu. Siapa dia? Apa Samuel? Pikir Adel dalam hati. Tak lama ponselnya kembali bordering panggulan masuk dari nomor tidak di kenal itu.
+6283***** is calling
“Siapa sih?” Tanya Adel kali ini agak keras namun Arsen sama sekali tidak menoleh. Padahal tujuan Adel untuk memancing perhatian Arsen. Ternyata percuma saja usahanya itu.
Adel mengangkat panggilan dari nomor tak di kenal itu dengan setengah hati. “Maaf, saya sudah punya suami.” Ucap Adel langsung ingin mematikan panggilan itu sebelum sebuah suara terdengar sangat nyata di telinganya.
“Assalamualaikum istri.” Ucap orang di panggilan itu sekaligus ucap orang yang ada di belakang Adel sekarang.
Adel menoleh, ternyata Arsen tengah memandangnya penuh senyuman sekarang. Ternyata pelakunya adalah Arsen. Arsen sudah memiliki kontak WA nya entah sejak kapan.
“Ya Allah, Adel meleleh.” Ucap Adel dalam hatinya. Adel sampai tak bisa berkata-kata lagi saking senangnya.