“bos besar kutub utara”
Arsen benar-benar lelah menjalani hari ini. Sepanjang hari ini ia lakukan dengan meeting dan terus meeting. Untungnya, semua berjalan lancar. Kini tinggal satu pertemuan bersamaan dengan dinner setelah itu ia bisa pulang dan segera beristirahat.
Entahlah, jika biasanya Arsen tidak memiliki keinginan besar untuk segera pulang, namun sekarang Arsen selalu merasa harus segera pulang karena ada yang tengah menunggu kepulanganya.
“Rion, kamu tetap temani saya untuk pertemuan ini.” Rion hanya mengangguk.
Setelah membukakan pintu untuk bosnya itu, Rion berjalan beriringan dengan bosnya namun sedikit dibelakang. Tidak terlalu sejajar.
“Selamat malam bu Sarah.” Arsen menyapa client nya itu dengan ramah. Ternyata, client nya itu lebih dulu datang dibandingkan dirinya.
“Malam pak Arsen.” Sarah menyalami Arsen berikut Rion bergantian. “Silahkan duduk pak.” Ucap Sarah kemudian.
“Jadi gimana pak Arsen? Saya sudah membaca proposal yang bapak kirimkan. Rincianya cukup jelas, pengajuanya juga cukup menarik. Jadi, bapak ingin menyerahkan pada kami keseluruhan pembangunan Hotelnya?”
“Bagaimana dengan biaya yang kami tawarkan Bu? Juga desain yang saya ambil memang dari bangunan-bangunan eropa. Apakah bisa terpenuhi sesuai dengan apa yang saya minta?” Arsen masih serius meski katanya ini adalah pertemuan biasa, namun baginya segala hal harus dikerjakan dengan serius.
“Sudah saya pertimbangkan dengan tim kami. Ada beberapa perubahan, karena desain itu saya katakana cukup wah. Selama saya menangani pekerjaan seperti ini dan sejauh pengetahuan saya, desain seperti ini belum ada di Indonesia.
Namun bisa saya pastikan jika desain yang kami tawarkan tidak kalah menariknya. Arsitek saya hanya merubah beberapa aspek agar mempermudah dalam pengerjaan. Karena jika tetap mempertahankan desain yang bapak berikan, itu sedikit sulit dan beresiko. Mengingat, bagaimana cara kerja di Indonesia ini tidak se modern yang ada di eropa.’
“Kalau begitu, mungkin saya tunggu dulu email balasan dari ibu ya. Agar kita sama-sama clear juga. Semoga secepatnya kita memang dapat bekerja sama.”
Sarah tersenyum menanggapi ucapan Arsen. “Segera pak. Saya rasa, kita dapat bekerja sama karena kita memiliki visi-misi yang sama.”
Segala pembahasan itu selesai. Sedari tadi Rion juga hanya memperhatkian interaksi kedua bos besar ini. Pembicaraan orang-orang penting memang cenderung berbeda. Negosiasinya juga sangat elite bahasanya. Rion rasanya bersyukur bisa ada di posisi ini sekarang. Mengingat, sebelumnya ia memang bukanlah siapa-siapa.
Berkat bekerja dengan Arsen-lah membuat dirinya bisa seperti ini sekarang.
…
Lagi. Sekarang Adel tidak bisa tidur untuk kedua kalinya. Arsen yang tak kunjung datang membuatnya gelisah. WA nya tadi siang juga hanya di read. Adel ingin saja menanyakan lagi namun dirinya sudah kepalang kesal sekaligus gengsi.