“janji suci”
Tiga kotak itu bersisi sesuatu yang bahkan tak di sangka-sangka semua orang. Bahkan mungkin, tidak ada yang pernah merayakan ulangtahun dengan cara seperti itu.
Kotak pertama yang di bawa Gisel berisi ucapan, selamat ulangtahun istriku tercinta beserta sebuah Al-Qur'an kecil yang pernah Adel idam-idamkan dulunya. Al-Qur’an berwarna biru muda yang memang sudah lama ingin Adel miliki namun belum bisa dibelinya hingga saat ini.
Kotak kedua yang dibawa Ailen berisi ucapan yang sama, selamat ulangtahun istriku tercinta namun pasanganya beberapa perhiasan yang sempat di lihatnya tadi sore. Perhiasan yang Arsen berikan pada seorang wanita yang ternyata sekertarisnya itu.
Kotak ketiga lebih tak terduga lagi. Selain ucapan selamat ulangtahun istriku tercinta, hanya ada kalimat lain sebagai pelengkap kotak itu. 3 permintaan untuk Adel.
“Ini maksudnya apa?” Tanya Adel ke Arsen dengan kotak yang terakhir.
“Kamu boleh minta 3 permintaan ke saya dan saya akan kabulkan 3 permintaan itu.”
Adel berpikir sejenak. 3 permintaan? Apa seharusnya yang ia inginkan dari suaminya ini? Adel sungguh sedang tak menginginkan apapun sekarang.
Semua orang hanya memperhatikan saja bagaimana interaksi pasangan muda itu.
“Boleh Adel pikirin dulu gak apa permintaanya? Sekarang Adel lagi buntu. Gak tau harus buat permintaan apa.”
Ucapan Adel yang polos situ tentu saja langsung membuat semua orang tergelak. Adel ternyata tetaplah Adel yang dengan mudah bisa menghibur semua orang dengan tingkah-tingkah lucunya itu.
“Boleh sayang. Kabarin ke saya kalau udah tau apa permintaanya.”
Demi apapun Adel tersipu sekarang. Adel merasa yang ada di hadapanya saat ini bukanlah suaminya. Sikapnya terlalu manis untuk ukuran Arsen. Adel benar-benar tak terbayang jika ini benar-benar suaminya. Disamping dirinya senang karena perlakuan itu, sebenarnya Adel juga sedikit takut kalau-kalau ternyata ini tidak nyata.
“Demi apa ini Arsen Adek gue? Bisa romantis juga toh ternyata.” Ucapan Rio akhirnya bisa mewakili perasaan Adel bahkan mewakili perasaan semua orang. Karena setelah Rio mengatakan itu, semua orang justru tertawa. Bahkan mungkin tawanya ini terdengar seperti tawa yang memang sudah mereka tahan dari tadi.
Ini langka. Bahkan sunggub langka. Yang seperti ini sama sekali bukan diri Arsen.
“Akhirnya Adel berhasil bikin es di anak mama ini mencair.” Maya menepuk-nepuk pundak Adel bangga.
“Adel pake pelet apa tuh? Dinginya Arsen sampe mencair gitu.”Elin Ikut menggoda iparnya itu. Sedari awal Elin sudah tau jika Arsen memang sudah mencintai Adel. Sikap lembut dan tulusnya Adel ini tidak susah membuat Arsen luluh.
Elin bukan cenayang, Elin hanya bisa merasakanya. Karena dirinya sarjana psikologi, jadi sedikit banyaknya dia tau bagaimana sikap seseorang dari gerak-geriknya. Anak psikolog bukan dukun, tapi anak psikolog mempelajari tingkah laku manusia. Maka dari itu tidak susah bagi Elin untuk menebak.