Jodoh Wasiat Kakek

Rey Kholidah
Chapter #2

Pertemuan

~Dena Pove~

Hari ini keluarga Kakek Bayu akan datang melamarku. Aku pada akhirnya menuruti pesan dalam surat Wasiat Kakek. Setelah seharian memikirkan sampai enggak mau makan dan dengan mata bengkak karena terlalu banyak menangis aku menyetujui surat Wasiat Kakek. Aku berubah pikiran setelah Abang mengajakku jalan jalan dengan motor gedenya. Aku menangis sampai puas di pinggir pantai dengan dipeluk abang yang selalu bisa menenangkan hatiku. Abang menasehatiku panjang lebar seperti halnya nenek menasehatiku. Abang meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja karena Almarhum Kakek tidak mungkin membuatmu menderita dengan pesannya.

Aku hanya berpakaian dan berdandan dengan dandanan natural. Bunda memaksaku memakai rok yang selama ini tidak pernah aku pakai. Rasanya canggung sekali,Abang pun sempat tertawa tapi pada akhirnya memujiku habis habisan setelah dijitak Bunda. Mataku masih sedikit bengkak karena sembab.

"Ayo sayang..tamunya sudah datang".Bunda masuk kamar dan melihatku lalu memelukku dengan sayang.

"Bunda yakin...Nak Sakti bisa membahagiakan kamu," ucap Bunda menguatkanku dan menyebut nama seseorang yang aku yakini kalau nama itulah yang akan menjadi calon suamiku. Aku mulai menangis lagi.

"Idih..sang juara taekwondo kalau nangis ngeri ya,Bunda saja takut". Bunda menghapus air mataku dengan bercanda.

Kami segera keluar kamar menuju ruang tamu. Semua mata memandang ke arahku dan Bunda ketika kami tiba. Aku jadi salah tingkah. Seorang pria yang sudah tua menyambut dan memegang tanganku,aku yakin inilah Kakek Bayu karena Nenek pernah menunjukkan fotonya saat bersama Kakek.

"Anak cantik,apa kabarmu ? dulu kamu masih kecil sekali saat diajak Almarhum Kakekmu. Sekarang sudah menjelma menjadi gadis yang sangat cantik". Kakek Bayu menyalami tanganku dengan hangat yang aku balas dengan senyum manis. Kakek Bayu seperti Almarhum Kakek yang ramah dan hangat.

Setelah semua duduk,netraku melihat ke seorang pria yang duduk disebelah Kakek Bayu. Pria yang gagah dan tampan batinku,tapi terlihat sangat pendiam. Apakah Pria ini yang akan dijodohkan denganku ? batinku bertanya tanya.

Setelah sambutan dari Ayah,giliran Kakek Bayu yang bicara.

"Kadatangan kami disini selain untuk melamar sekaligus kami Ingin agar Nak Dena dan juga Sakti bisa tukar Cincin. Saya dulu pernah menitipkan cincin pada Almarhum Damar,yang akan diberikan pada cucu perempuan dari anak laki lakinya saat usianya sudah mencapai delapan belas tahun" Kakek Bayu Mewakili keluarganya melamarku. Aku pikir hanya pertemuan dan perkenalan saja ternyata Kakek Bayu ingin aku dan Cucunya bertunangan.

"Dena...ini Sakti cucu Kakek,kamu bisa panggil dia Mas Sakti,kalau Kakek hitung jarak usia kalian dua belas tahun," ucap Kakek Bayu melanjutkan yang membuat aku sukses melongo. Menikah dengan pak tua oh tidakk...

Nenek mengangsurkan cincin yang pernah diberikan Kakek Bayu pada Bunda agar diberikan pada Sakti untuk dipasangkan di jari manisku. Sedangkan untuk Mas Sakti,Nenek mengambil cincin milik Almarhum Kakek yang selalu disimpannya.

Lihat selengkapnya