“Aku harus hijrah!” batin Helena Ruby penuh tekad setelah drama putus-nyambung yang tiada akhir dengan Raditya Fernando. Hubungan mereka itu ibarat lampu alun-alun, kelap-kelip nggak jelas kapan nyala, kapan mati. Bahkan orang tua Helena ikut angkat bicara. “Dia serius nggak sih sama kamu?” tanya ayahnya saat di telepon.
Padahal, lucunya, ketemu saja belum pernah. Cuma sebatas cerita Helena yang selalu berujung sama, nggak jelas. Tapi namanya juga feeling orang tua, ibunya langsung bilang, “Ibu tuh, nggak suka ya, kalau kamu di-PHP-in terus sama Radit!” Seakan-akan Radit itu caleg gagal yang nggak pernah menang. Helena cuma bisa senyum kecut, merasa orang tuanya tahu lebih banyak daripada dia.
Radit sebenarnya bukan nggak sayang Helena, tapi dia merasa Helena terlalu baik buat dirinya. Helena rajin ibadah, sementara Radit masih suka bolong-bolong salat. Dia tidak yakin bisa jadi imam yang baik. Apalagi masa lalunya sama mantan pertama masih terus menghantui. Itu bikin Radit makin nggak pede, sementara di sisi lain, Helena udah pengen nikah dan minta kepastian. Radit jadi bingung, takut nggak bisa kasih yang terbaik untuk hubungan mereka.
“Kamu bisa cari pengganti yang lebih baik dari aku, Len.” Kalimat itu selalu menghiasi layar ponsel Helen setiap kali ia berbincang dengan Radit. Sederhana, tapi sukses membuat hatinya terombang-ambing. Bagaimana tidak? Radit selalu ada untuknya—menemani saat hari libur, pendengar setia di saat galau, dan perhatian yang menenangkan hati. Semua sikapnya seolah mengirim sinyal bahwa dia sayang, tapi begitu obrolan mengarah ke hal serius, seperti pernikahan, Radit selalu mundur perlahan. Seakan, ia takut untuk melangkah lebih jauh.
Lama-lama Helen merasa jengah dengan Radit yang tak kunjung memberikan kepastian selama empat tahun berpacaran. Awalnya mereka bertemu di salah satu dancing game, di mana Radit iseng mengajak Helen battle dance. Dari situ, komunikasi mereka semakin intens—chatting yang menyenangkan, hingga akhirnya Radit confess untuk menjalankan misi game bareng. Karena sama-sama merasa “nyaman,” mereka bertukar nomor, dan dari situlah kisah cinta mereka dimulai.
Kini, ia berpikir mungkin sudah saatnya untuk benar-benar move on dan memutus kontak dengan Radit, agar bisa menemukan masa depan yang lebih pasti dan jelas.
Setelah mengalami serangkaian drama putus cinta yang melelahkan, Helen pasti mendadak berubah menjadi gadis salihah dan religius. Ia mulai rajin mendengarkan ceramah dari ustaz kondang di Instagram dan TikTok. Ustaz tersebut terkenal sebagai sosok yang “gaul” dan paham betul soal kisah percintaan remaja. Ceramahnya dipenuhi kata-kata mutiara yang menyentuh hati, membantu banyak anak muda, termasuk Helen, untuk hijrah dan memperbaiki diri.
Suatu hari, Helen menonton video ceramah dari Ustaz HA, yang pesannya begitu mengena di hatinya. Tanpa pikir panjang, ia segera menyimpan video tersebut di galeri ponselnya. Tidak hanya itu, ia juga langsung mengunggahnya ke status WhatsApp, berharap teman-temannya bisa ikut merasakan pesan yang ia dapatkan. Story WhatsApp Helen pun ter-upload sempurna, memperlihatkan niat barunya untuk berubah ke arah yang lebih baik.
“Ya ampun, aku harus benar-benar hijrah mulai dari sekarang. Fokus pada ibadah dan memperbaiki diri,” pikir Helen sambil merebahkan diri di kasur kosnya. Dia mengusap wajahnya kasar dengan kedua tangan, lelah dengan semua drama cinta yang menguras energi. “Cinta kepada makhluk melebihi cinta kepada Allah hanya bikin kamu sakit hati, Len. Kenapa sih aku nggak pernah sadar-sadar? Astaghfirullah,” keluhnya.
Helen merasa seperti pendosa yang baru inget hijrah pas keadaan udah berantakan. Imannya naik turun, bikin dia bingung. “Lalu jodohku di mana, ya Allah?” rengeknya sambil mengeluh. Semua keraguan dan kegalauan hatinya seakan berkumpul dalam satu pertanyaan, menunggu jawaban dari langit.
Saat itu ponselnya yang diletakkan di kasur berdenting. Ketika dilihat layar ponselnya, tenyata pesan dari sepupunya, Ayu Dwi Meilani.
Ayu : “Kenapa lagi kamu?”
Lalu Helen segera meng-klik pesan pop-up itu dan membalasnya. Mungkin sepupu Helen hafal dengan segala drama percintaannya yang sering ia curahkan kepadanya.
Helen : “Aku putus sama Radit.”
Ayu : “Jadinya putus? Dia nggak ngasih kepastian sama kamu lagi?”
Helen : “Iya.”
Lalu disusul suara dentingan pesan yang dikirim oleh kakak perempuannya, Lutfiana Saputri, yang sudah memiliki 1 anak.
Lutfi : “Wes lah, taaruf aja!”
Helen : “Y”