Jodohku Bukan Ahli Surga

Suci Afiati
Chapter #6

Terbawa Perasaan

“Katanya kamu pengen hijrah?” Suara sepupu perempuan Helen, yang bernama Ayu, terdengar dari ponselnya. 

“Iya, sih, tapi kan … ,” ucap Helen tak meneruskan.

“Tapi apa? Itu namanya bukan hijrah, Mbak.”

“Tapi aku nggak berniat pacaran sama dia, Yu. Aku cuma kenalan biasa, kok.”

“Tapi itu namanya berkhalwat sama cowok yang bukan muhrim, Mbak. Kalau kamu berniat berhijrah, hal seperti itu mestinya kamu jauhi. Bukan dengan cara seperti itu kamu mencari jodoh,” nasehat Ayu.

“Terus caranya seperti apa? Taaruf? Aku mah, nggak bisa kalau yang kaya gitu, Yu. Dari mana coba kita tahu asal-usul dia?”

“Kan … ada namanya tuh, saling mengirim CV kalau nggak salah,” ungkap Ayu.

“Terus?” 

“Aku belum terlalu mendalami banget, sih sebenarnya. Cuma ya, kalau kamu bener mau meniatkan memperbaiki diri ya, jangan chatting-an!”

“Tapi kamu sendiri chatting-an sama siapa tuh, namanya … e … siapa tuh … ?” Helen menepuk-nepukkan jari telunjuknya ke dahi. “Si Bagus … ya, kan?”

“Iya sih. Tapi kan, aku memang baru belajar juga sedikit demi sedikit kaya Mbak Helen,” jawabnya membuat alasan. 

“Iya, sama aja. Ya udah, deh. Eh, kamu katanya mau cari pekerjaan? Tuh, asisten apoteker aku katanya mau resign bentar lagi, katanya mau menikah. Kamu mau daftar nggak? Kalau mau, kirimin CV kamu lewat WhatsApp! Nanti aku terusin ke pimpinan aku,” tawar Helen ke Ayu.

“Iya, nanti aku bikin CV dulu. Yang dibutuhin berkasnya apa aja emang?” 

“CV, surat lamaran, ijasah, transkrip nilai, udah itu aja kayanya,” jawab Helen sambil terus berpikir.

“Beneran nggak papa, bukan jurusan Farmasi?”

“Beneran … yang penting kamu mau merangkap jadi admin sekaligus asisten aku dan mau belajar tentang obat. Terus ….”

“Terus?”

“Mau kerja 24 jam.”

“Hah? Serius? Aku nggak tidur?”

“Iya, kan, sift-nya gantian sama partner kamu nanti.”

Lihat selengkapnya