Jodohku Bukan Ahli Surga

Suci Afiati
Chapter #7

Kriteria

Jodoh adalah cerminan diri. Seperti apa kita ingin mendapatkan pasangan, maka kita harus memantaskan diri. Jadi, ketika kita berharap datang laki-laki yang baik, maka jadilah muslimah yang baik pula. Kalimat tersebut Helen tuliskan di status WhatsApp miliknya.

Setelah ia mengupload kalimat tersebut, Ayu langsung membalasnya dengan komentar. 

Ayu : Semangat memperbaiki diri ya, Mbak!

Helen : Yoi.

Disusul oleh Karina yang ikut membalasnya.

Karin : Gimana hubunganmu sama mas Daffa?

Helen : Nggak ada yang istimewa, biasa aja.

Karin : Masa, nggak ada kemajuan? Udah hampir 2 bulan lo.

Eh, bulan depan aku ke Jakarta, aku kebagian PKPA di sana.

Helen : Iya, mas Daffa bilang, dia belum ‘klik’ sama aku. (emot sedih)

 Emang mas Barra nggak pernah dicurhatin sama mas Daffa tentang aku gitu? Gimana perasaan dia sebenarnya ke aku?

 Oh, ya? Waw, seneng banget! Aku jadi punya teman main nanti. Hihi.

 Aku semenjak putus sama Radit, aku jadi nggak pernah jalan-jalan tahu.

 Sendiri terus. Hiks. 

Karin : Mmm … mas Barra bilang, jangan terlalu ngarepin juga, sih.

Soalnya kan, kita jatuhnya cuma ngenalin kalian berdua. 

Siapa tahu jodoh, iya kan?

Nanti pas aku udah di Jakarta, kita curhat2an yuk! 

Helen : Iya juga sih, bener.

 Aku udah terlanjur baper tahu sama dia.

 Habisnya gimana? Tiap hari dia nggak pernah absen nge-chat aku.

Habis itu, dia juga perhatian kadang2, tuh! 

Selalu ngingetin yang baik-baik juga. 

Beda banget sama Radit.

Gimana nggak suamiable coba?

Karin : Wkwkwk, suamiable? 

 Iya, menurut aku, jangan terbawa perasaan dulu, ya. Nanti takut sakit ati.

Lihat selengkapnya