Blurb
Adiba mengenakan dress berwarna lilac dan juga high heels pilihan mamanya. Tidak lupa wajahnya dirias.
Selama di perjalanan menuju restoran tempat ia akan bertemu dengan calon suaminya, adiba tidak henti-hentinya menetralkan rasa tegang dan nervous dalam dirinya.
Begitu sampai mereka diarahkan menuju lantai dua. Adiba tidak pernah berekspetasi jika restoran yang mereka kunjungi akan semewah ini. Seperti terkesan sangat berlebihan hanya untuk bertemu dan saling berkenalan.
Mereka berjalan menuju satu meja di ujung ruangan. Dari jauh adiba seperti mengenal postur tubuh laki-laki yang duduk di sana.
Masa iya sama dia? Tapi nggak ada orang lain di sini. Anjiirrr. Mati gue, batin adiba.
Matanya menyipit untuk memastikan. Begitu sampai di jarak satu meter, matanya membulat dan mulutnya menganga.
Athif berdiri dari duduknya dan segera menyalami kedua orang tuanya. Jangan lupakan senyum lebar yang baru pertama kali adiba lihat.
"Selamat sore, om, tante."
"Selamat sore juga, nak athif. Maaf sekali sudah membuat kamu menunggu."
"Nggak papa, om. Saya juga baru sampai."
Apa ini. Otak adiba tidak sanggup untuk memproses segala hal yang terjadi. Kemudian papanya Kembali membuat suara.
"Jadi, adiba. Ini athif, laki-laki yang dijodohkan dengan kamu."
Gue loncat ke bawah aja kali ya. Komedi amat hidup gue, batinnya adiba.