Saat tidak ada panggilan wawancara kerja, Neyla memilih untuk pulang ke rumah di Malang. Dia menyibukkan dirinya dengan ikut mengasuh keponakannya yang masih bayi. Terkadang dia juga memilih untuk pergi bermain dengan kawan lamanya di sana. Namun, terkadang dia juga hanya bergelimangan di kasur sambil menonton drakor dari pagi sampai pagi datang kembali.
Suatu pagi, Neyla sedang tiduran di kasur yang nyaman, sambil menonton konser EXO, boyband kesukaannya, di HP. Ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk. Saat dia melihat nama 'Mama Sayang' di layar, dia tersenyum dan menjawab, "Hallo, Ma!"
"Halo, Nak. Lagi sibuk ya?" suara Bu Tiara terdengar lembut namun penuh perhatian di ujung telepon.
"Sedikit, Ma. Baru saja lihat-lihat lowongan pekerjaan. Ada apa?" kata Neyla yang berbohong karena tidak mau mamanya tau kalau dia sedang bermalas-malasan.
"Bagaimana kabarmu?" kata Bu Tiara.
"Baik, Ma. Tapi ya begitu... Aku belum keterima kerja di mana-mana," Neyla menjelaskan.
"Jadi begini," Bu Tiara mulai dengan nada penuh pertimbangan, "Papa dan Mama sudah mempertimbangkan. Bagaimana kalau kesini aja daripada menganggur di sana?"
"Hah... ke Serui? Di Papua?" Neyla bertanya dengan nada bingung. "Nggak deh, Ma. Di sana panas, jauh darimana-mana. Mana mungkin aku betah?"
"Kenapa tidak dicoba saja?" kata Bu Tiara. "Daripada kamu tidak ada kerjaan di sana. Kamu bisa bantu Mama di sini. Di sini juga Papa akan carikan kerjaan buat kamu. Papa punya banyak teman yang sudah menawarkan pekerjaan saat tahu kamu sudah lulus kuliah."
"Siapa bilang Ney di sini ga ada kerjaan? Ney di sini sibuuukkkk banget. Bantu beres-beres rumah, jagain Ega, masak sama... sama... banyak pokoknya," Ney berusaha menghindar dari ajakan mamanya ke Serui.
"Ya sudah. Coba pikirkan baik-baik dulu!" kata Bu Tiara dengan penuh pengertian. "Ambil waktu untuk mempertimbangkan semuanya. Mama dan Papa akan mendukung keputusanmu, apapun itu."
"Baiklah, Ma," Neyla menjawab dengan suara lembut.