Hari ujian tugas akhir skripsi Neyla akhirnya tiba. Setelah berbulan-bulan mengerjakan skripsi, Neyla masuk ke ruang ujian dengan perasaan campur aduk antara gugup dan antusias. Neyla merasa sudah siap, dan dia bertekad untuk memberikan yang terbaik.
Ketika giliran Neyla tiba untuk presentasi, dia berdiri di depan dosen penguji dengan keyakinan penuh. Tetapi saat itu tiba-tiba rasa gugupnya semakin meningkat. Ruangan itu terasa dingin dan formal, dengan tiga dosen penguji duduk di meja depan, tampak serius dan siap untuk mendengarkan presentasinya. Neyla merasakan jantungnya berdetak kencang. Wajahnya mulai memanas dan telapak tangannya berkeringat dingin. Dia menghela napas dalam-dalam, mencoba untuk menenangkan diri, tetapi napasnya terasa cepat dan dangkal.
Kemudian dia membuka laptopnya, tanpa sengaja dia mengklik proposal lomba agustusan kampungnya yang belum dia tutup saat terakhir membuka laptopnya—terdapat foto dengan ajakan "Ayo ikut berpartisipasi dalam Ninja Warrior Kemerdekaan!" Awalnya Neyla tidak melihat ke arah laptop karena sudah bersiap-siap melakukan salam pembukaan, tapi dia bingung saat melihat muka para penguji yang tersenyum seperti mencoba menahan tawa.
Pak Joko, salah satu penguji berbicara sembari meledek Neyla, “Baiklah, Neyla. Terimakasih buat promosinya. Tapi saya rasa, saya sudah terlalu tua untuk bisa berpartisipasi dalam lomba seperti 'Ninja Warrior' itu. Bisakah Anda melanjutkan dengan presentasi Anda?”
Neyla yang kaget langsung mengarahkan matanya ke laptop dan dengan muka merah karena malu dan berkata, “Oh tidak, ini bukan slide yang seharusnya…” dengan secepat kilat Neyla merubah tampilan presentasinya ke power point skripsinya.
"Selamat siang, semuanya! Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk hadir di presentasi skripsi saya. Judul skripsi saya adalah ‘Analisa Keuangan Perusahaan Startup Yuk Jualan’. Mari kita mulai dengan satu fakta menarik: Yuk Jualan ini adalah startup yang berfokus pada e-commerce dan, seperti kebanyakan startup, mereka juga punya tantangan keuangan," Ney memulai presentasinya dengan suara yang sedikit bergetar. Saat dia beralih dari slide pertama, dia merasakan tangannya bergetar sedikit saat memindahkan pointer laser di layar.
Ney berdiri tegak di depan layar, tetapi tubuhnya tampak sedikit kaku. Dia mencoba tersenyum, namun senyumnya terasa dipaksakan, dan dia bisa merasakan otot-otot wajahnya menegang. Setiap kali dia berusaha melakukan kontak mata dengan penguji, matanya cepat-cepat menoleh kembali ke layar, seolah-olah layar adalah tempat paling aman untuk melihat.
"Yuk Jualan mencoba memudahkan penjualan produk secara online dengan sistem yang sederhana. Tapi, seperti banyak startup lainnya, mereka menghadapi tantangan dalam mengelola keuangan. Untuk memberikan gambaran, bayangkan mereka adalah pelaut yang berusaha menemukan jalur di lautan yang penuh ombak, hanya saja ombaknya berbentuk laporan keuangan yang membingungkan," jelas Neyla.
Selama kurang lebih 15 menit Neyla memaparkan presentasinya. Ketika dia menjelaskan poin-poin utama dari skripsinya, dia merasa seperti ada batu besar yang menekan dadanya. Suaranya kadang-kadang terdengar tidak konsisten, dan dia harus menelan ludah beberapa kali untuk mengatasi rasa kering di tenggorokannya. Ney juga sering menatap ke catatannya, tampak berusaha keras untuk mengingat poin-poin yang telah dia persiapkan.