Sore itu, Neyla baru pulang dari wawancara kerja yang kesekian kalinya dan merasa sangat lelah. Setelah seharian berhadapan dengan wawancara yang membosankan, dia hanya ingin segera mandi dan beristirahat. Tanpa banyak berpikir, dia menuju kamar mandi, hanya berpikir tentang betapa segarnya mandi hangat yang akan membantunya merasa lebih baik.
Namun, kamar mandi yang biasanya menyenangkan itu kali ini membawa musibah bagi Ney. Tanpa dia ketahui, seekor tokek sedang bersembunyi di sudut ruangan. Tokek itu, dengan ukuran yang cukup besar dan mata yang tajam, tampaknya sedang mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat. Neyla membuka pintu kamar mandi dan melangkah masuk, tanpa memperhatikan kehadiran tokek yang sedang berada di sana.
"Ceklekk..." suara saklar listrik yang Neyla tekan untuk menyalakan lampu. Sontak Neyla kaget saat melihat tokek besar yang berada tepat di sebelah saklar. Mata mereka saling bertemu, saling memandang tapi bukan jatuh cinta, tokek itu sepertinya merasa terancam dengan keberadaan tangan manusia yang berada di saklar listrik itu. Sedangkan Neyla membeku, tangannya tidak bergerak dari saklar itu. Dalam hitungan detik beberapa hal terjadi begitu saja.
"Kyaaaa.... Tokek! Tolong!" Tokek menggigit jari tangan Neyla, Neyla berteriak menarik tangannya, tapi Si Tokek tidak mau melepaskan gigitan dan semakin mengencangkan gigitannya. Neyla terus berteriak dengan tokek yang bergelantungan di tangannya. Lisa yang mendengar teriakan Neyla datang ke kamar mandi. Dengan sigap Lisa mengambil shower dan menyemprot tokek itu. Si Tokek melepas gigitannya, terjatuh ke lantai dan kabur ke luar kamar mandi. Si Tokek meninggalkan Neyla dengan luka di jari dan baju yang basah karena ikut kena semprotan shower dari Lisa. 'Selamat tinggal, Blog!' itu mungkin yang ada dalam pikiran Si Tokek saat kabur dari mereka.
"BUAHAHAHA..." suara tawa Lisa menggelegar dalam kamar mandi melihat muka Neyla yang sudah pucat pasi dan tubuh yang basah.
"Sial banget sih aku," kata Neyla dengan kaki yang masih bergetar, Neyla berusaha untuk tenang.
"Udah sana, aku mau mandi nih" Neyla berbicara sambil mendorong Lisa keluar dari kamar mandi. Neyla melihat jarinya. Ada bekas gigitan tokek yang mulai memerah. Kemudian dia membilas luka kecil di tangannya itu dengan air bersih dan segera mandi.
***
'Nyut... nyut... nyut...' bekas gigitan tokek kemarin semakin terasa sakit. Neyla berbaring di tempat tidurnya, meringkuk dengan posisi yang paling nyaman yang bisa dia temukan. Jari tangannya membengkak dengan jelas, tampak merah dan meradang. Ia menatap jari yang bengkak itu dengan perasaan campur aduk.
'Kenapa sih hal-hal buruk dan konyol selalu menimpaku?' pikir Neyla. Dengan hati-hati, Neyla meletakkan tangan di atas bantal untuk mengurangi pembengkakan.
"Oucchhh..." Neyla yang ceroboh tidak sengaja membenturkan jarinya yang sakit.
Ia mengusap-usap tangan yang bengkak dengan lembut, berharap bisa meredakan rasa sakit yang semakin mendera. Di luar jendela, cahaya matahari pagi merembes masuk, memberi suasana yang lembut dan tenang, namun tidak mampu mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakannya. Sesekali, Neyla memejamkan mata, mencoba mengabaikan rasa nyeri yang terus menerus. Karena rasa sakit yang tidak kunjung reda, Neyla memutuskan untuk pergi ke dokter.