Neyla baru saja menyelesaikan pelajaran matematika di kelas 5 SD. Dengan penuh semangat, dia mengajari anak-anak cara mengalikan bilangan dua digit dan memperkenalkan konsep pembagian. Meski hari ini suasananya ceria dan para siswa terlihat antusias, Neyla merasakan kelelahan yang mengendap di tubuhnya.
Saat bel berbunyi, menandakan akhir jam pelajaran, Neyla segera membereskan meja dan menyimpan buku-bukunya. Dia memperhatikan melalui jendela bahwa langit sudah mulai mendung. Awan kelabu menggantung rendah, dan sesekali angin dingin menyapu ke dalam kelas. Neyla menyadari bahwa hujan mungkin segera turun, dan dia harus segera pulang sebelum cuaca semakin buruk.
Dengan langkah cepat, Neyla melangkah keluar dari sekolah dan menuju ke parkiran. Dia berharap bisa menghindari hujan deras. Perasaan lelah semakin terasa saat dia menenteng tas berat dan menatap langit yang semakin gelap. Meski lelah, dia merasa puas telah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sesampainya di rumah nanti, dia berharap bisa beristirahat dengan tenang tanpa gangguan. Sekarang yang dia inginkan hanya istirahat di kamarnya yang sederhana.
Setibanya di rumah, Neyla cepat-cepat membuka pintu dan melangkah masuk. Dengan napas lega, dia langsung menuju kamar. Begitu sampai, dia melepas tas dan jaket, meletakkannya sembarangan di lantai. Rasa lelah langsung menyergapnya. Neyla menuju ke meja rias, menghapus make-up dengan gerakan cepat. Wajahnya yang tadinya cerah kini tampak segar setelah beberapa sapuan kapas. Dia menatap cermin sejenak, lalu mengganti pakaian dengan baju santai. Rasa nyaman segera mengisi dirinya. Kini, dia siap untuk bersantai dan tidur di kasur kecil yang terletak di lantai kamarnya itu.
Sementara Neyla tidur dengan nyenyak, hujan deras mulai turun di luar. Suara hujan yang bising tidak mengganggu tidur Neyla yang lelap. Namun, tidak lama kemudian, hujan semakin deras dan angin mulai bertiup kencang, menyebabkan air merembes masuk ke dalam rumah. Neyla tidak menyadari bahwa air sudah mulai memenuhi ruangan, termasuk kamar tempatnya tidur.
Tidak ada orang lain yang sedang berada di rumah. Suara petir yang berkali-kali menggelegar tidak membuat Neyla terbangun. Saat hujan terus mengguyur, air mulai merembes melalui dinding dan lantai, dan tanpa disadari oleh Neyla, kamar tidurnya mulai tergenang. Suara gemericik air mulai membuat Neyla terbangun, tetapi dia masih mengantuk dan mengira itu hanyalah mimpi.
Tak lama kemudian, sensasi yang tidak nyaman di tangannya membangunkannya sepenuhnya.
'Zzzzttt... Zzzttt...' aliran listrik kecil mengalir ke tangan Neyla.
"Astaga, apa ini?" Mata Neyla terbelalak melihat sekelilingnya dan mendapati dirinya berada dalam genangan air yang sudah mencapai mata kaki. Yang lebih mengejutkan, Neyla melihat ada percikan listrik kecil di dalam genangan air. Itu adalah kabel stopkontak yang sudah terendam dan menyebabkan aliran listrik kecil itu. Neyla melompat kaget, hampir jatuh dalam genangan air saat dia melihat kabel-kabel terendam. Dengan sigap dia mencabut kabel itu.
"Ah... untunglah," kata Neyla. Dia mengerutkan dahi, mencoba memahami apa yang sedang terjadi. Kekacauan terlihat jelas: air sudah memenuhi hampir seluruh ruangan, dan kasur yang semula nyaman kini menjadi kolam mini.