Sudah dua tahun berlalu, Neyla telah beradaptasi dengan baik di Serui. Namun, dinamika keluarga baru yang didapatnya melalui pernikahan mama dan papa tirinya sedikit menambah kompleksitas dalam hidupnya. Ayah tiri Neyla, Pak Alvin, memiliki tiga orang anak dari pernikahan sebelumnya: Julio, Nando, dan Tasya. Ketiganya sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak sendiri. Mereka sering berkunjung ke rumah Neyla untuk bersilaturahmi dan kadang-kadang menginap. Keberadaan mereka memberi Neyla kesempatan untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan saudara tirinya.
Julio, kakak tiri Neyla yang tertua, memperlakukan Neyla seperti adik kandungnya. Dia seringkali memeriksa Neyla dan menanyakan kabarnya dengan penuh perhatian. Julio adalah sosok yang sangat peduli dan selalu siap membantu Neyla ketika dia membutuhkan sesuatu. Setiap kali Julio dan keluarganya mengunjungi Neyla, mereka membawa berbagai makanan khas yang lezat dan seringkali membantu Bu Tiara dalam pekerjaan rumah.
Namun, tidak semua interaksi dalam keluarga berjalan mulus. Nando, kakak tiri Neyla yang kedua, juga bersikap baik, tetapi dia seringkali sibuk dengan urusan keluarganya sendiri. Nando lebih sering datang berkunjung bersama istrinya, Laura, dan anak-anak mereka. Meskipun hubungan mereka lebih formal dibandingkan dengan Julio, Neyla tidak merasa ada ketegangan di antara mereka.
Sebaliknya, Laura, istri Nando, adalah sosok yang cukup menyulitkan bagi Neyla. Laura tidak terlalu menunjukkan rasa hormat atau perhatian terhadap Neyla. Bahkan, sering kali dia terlihat tidak sabar dan cenderung memperlakukan Neyla dengan sikap yang kurang ramah. Setiap kali Laura datang, dia seringkali membuat komentar sinis dan menganggap Neyla sebagai pengganggu yang tidak seharusnya berada di rumah tersebut. Dan jika istri Julio, Kristi, ikut datang, maka Laura akan berusaha mempengaruhi Kristi untuk menjelek-jelekkan Neyla.
"Enak sekali jadi Ney. Pulang rumah makanan sudah jadi, tinggal makan. Dia pikir dia ratu di rumah ini kali," kata Laura pada Kristi saat mereka sedang menyiapkan makan malam di dapur rumah Pak Alvin.
"Bukannya dia memang kerja sampai sore?" tanya Kristi.
"Mana ada? Guru kan siang udah pulang. Pasti dia itu habis kerja pergi bermain sama teman-temannya. Atau malah pacaran dengan berondongnya itu," Laura yang penuh semangat mengeluarkan kata-kata penuh kebencian.
Tidak lama kemudian Neyla membuka pintu rumah dengan wajah yang kelelahan setelah pulang dari memberi les tambahan Mario, muridnya.
"Panjang umur. Tuan Putri kita sudah pulang. Silahkan makan Tuan Putri, makanan sudah siap," sindir Laura dengan senyum licik di ujung bibirnya. Bu Tiara dan Pak Alvin yang sudah duduk di meja makan hanya bisa tersenyum melihat Neyla datang. Neyla geram mendengarnya, ingin rasanya mencabik-cabik bibir wanita itu menjadi seperti serpihan kertas lecek yang sudah tidak berguna. Tapi apa daya, wanita itu lebih tinggi dan besar dari badan Neyla. Seumpama Neyla memulai perang mulut, bisa dipastikan Neyla yang bakal dijambak rambutnya terlebih dahulu oleh wanita itu. Neyla cuman bisa membayangkan dalam hati bagaimana dia bisa melawan Laura. 'Seandainya badanku lebih besar, akan kuinjak-injak wanita ini. Seharusnya aku dulu lebih banyak minum susu dan makan makanan yang lebih bergizi. Sial sekali aku punya badan yang cuman gini-gini aja.' ucap Neyla dalam hati.